“Tugas menggembalakan umat adalah tugas mulia yang dipercayakan oleh Yesus Kristus. Dan Allah sendiri yang memilih orang-orang untuk mendapatkan rahmat imamat bagi mereka yang dipilih-Nya. Kita semua percaya, Rm. Bayu dan Rm. Gandhi adalah orang-orang yang telah dipilih Allah” (ini adalah sepenggal kata pengantar yang disampaikan oleh Bp. Andy Suryadi selaku pemimpin ibadat syukur HUT Imamat Rm. Bayu yang ke-4 dan Rm. Gandhi yang ke-1 yang dibawakan dengan penuh khidmat).
Acara dihadiri oleh pengurus DPP dan perwakilan dari lingkungan-lingkungan sebagai tamu undangan. Dengan gayanya yang hangat dan tawanya yang khas, Rm. Gandhi saat memberikan kata sambutan, mengisahkan perjalanan dan pengalamannya selama menjalani panggilan hidupnya sebagai seorang imam.
Rm. Gandhi bercerita, awal ditugaskan di St. Martinus, tepatnya 3 bulan pertama, merupakan suatu tantangan yang luar biasa. Saat itu beliau harus mencoba dan belajar beradaptasi dengan segala aturan, baik dari budaya serta karakter umatnya, suasana lingkungan di Pastoran Kopo Permai, suasana saat Misa hingga aturan yang ditetapkan di lingkungan gereja yang berada dalam kawasan militer Angkatan Udara Lanud Sulaiman. Hal itu pun dibenarkan oleh Bp. Trije Suwandi dalam kata sambutannya selaku wakil DPP.
Namun lewat pengalaman tersebut, Rm. Gandhi semakin menyadari bahwa tempaan dan pengalaman selama 3 bulan itu membawanya pada sebuah refleksi pribadi akan kasih sayang Allah yang besar dan sungguh luar biasa terhadap dirinya.
Rm. Gandhi menyampaikan suatu analogi: sebuah gelas yang telah diisi penuh oleh kerikil dan pasir dialiri air. Sekalipun gelas telah terisi penuh oleh kerikil dan pasir, namun air tetap dapat mengalir ke dalamnya.
Dilihat dari sisi kehidupan kita, gelas adalah simbol kehidupan atau jati diri kita, kerikil merupakan pondasi atau dasar-dasar kehidupan kita (seperti halnya didikan orang tua, norma-norma kehidupan, pendidikan akademis, dll.). Pasir adalah lambang dari pengalaman hidup yang nyata, di mana pengalaman hidup itu tidak selamanya indah adanya, ada saja permasalahan antar sesama, gesekan-gesekan yang tidak sepaham, mimpi-mimpi yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan kita. Air adalah simbol kebahagiaan dalam kehidupan kita. Intinya bahwa, “seberat apa pun permasalahan kita dalam kehidupan ini, kebahagiaanlah yang perlu dan harus selalu dialirkan dalam kehidupan kita”. Hal ini dapat dijadikan bahan renungan bagi kita bahwa KEBAHAGIAAN ITU TIDAK PERLU DICARI, NAMUN DICIPTAKAN. Oleh siapa? Tentunya oleh diri kita sendiri.
Malam itu tak ketinggalan Bp. Yanto, Wakil Ketua I DPP kita, ikut menceritakan pengalaman dan kesan-kesannya dengan penuh canda saat pertama kali bertemu Rm. Gandhi. Sayang, acara Ibadat Syukur HUT Imamat malam itu tidak dihadiri oleh Rm. Bayu yang ulang tahun imamatnya ikut dirayakan. Beliau berhalangan hadir karena harus memberikan Sakramen Pengurapan Orang Sakit…
Acara dilanjutkan dengan tiup lilin dan pemotongan kue ulang tahun oleh Rm. Gandhi. Ditutup dengan acara makan bersama, yang didahului dengan doa makan yang dipimpin oleh Suster Maria, ALMA. Umat pun dihibur dengan lagu-lagu yang telah dipersiapkan oleh anak-anak ALMA. Kakak-kakak OMK pun mempersembahkan lagu-lagu yang makin menghangatkan suasana malam itu.
Terima kasih Rm. Bayu dan Rm. Gandhi, terlebih terima kasih Tuhan. Engkau telah memulai segala yang baik dalam diri kedua Romo yang kami cintai, Engkau pula yang akan memelihara dan menjaga mereka. (Ike Mayka/Lingk. St. Odilia)