Senin, 9 Maret 2015 kami warga Lingkungan St. Perpetua berkumpul di rumah Bapak Salam Nugroho di Perumahan Cingcin Permata Indah Blok A No. 238, untuk merayakan Pesta Nama Pelindung Lingkungan St. Perpetua (seharusnya dirayakan pada tanggal 7 Maret). Misa malam itu di pimpin oleh Romo Ch. Gandhi. Umat yang hadir cukup banyak: mulai anak-anak, remaja, hingga orang tua. Selain itu juga hadir perwakilan dari lingkungan–lingkungan yang ada di Wilayah 8, seperti dari Lingkungan St. Katarina, St. Bernadetta, St. Birgitta, dan Banjaran.
Sebelum Misa dimulai, Ketua Lingkungan St. Perpetua, Bapak Manihuruk menyampaikan ucapan terima kasih kepada Romo Gandhi yang berkenan untuk hadir memimpin Misa malam itu, juga kepada warga Lingkungan St. Perpetua serta perwakilan dari lingkungan-lingkungan di Wilayah 8.
Pada Misa malam itu dipanjatkan 3 intensi Misa yaitu, ucapan syukur atas 35 tahun perkawinan Bapak Salam dan Ibu Maria, mohon rahmat untuk anak-anak yang akan menjalani ujian dan mohon bimbingan dan kekuatan untuk seluruh pengurus Lingkungan St. Perpetua.
Romo Gandhi dalam homilinya mengajak seluruh umat yang hadir untuk merefleksikan Kasih Allah dalam kacamata pribadi kita masing-masing dan meluangkan waktu kita sejenak sebelum tidur malam, untuk hening selama ± 15 menit (lebih baik lagi sekitar 1 jam) untuk mengingat kembali kegiatan kita dari awal bangun tidur hingga kita akan tidur malam. Apakah segala langkah kehidupan kita di hari itu telah dipenuhi oleh Roh Kudus atau malah sebaliknya dipenuhi dengan roh kuda.
Selesai Misa, acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan santap malam bersama, sebelumnya dipanjatkan doa makan yang dipimpin oleh Bapak Agus. Kira-kira pukul 9 malam, seluruh rangkaian acara peringatan Pesta Nama Pelindung Lingkungan St. Perpetua berakhir. Semoga kerbersamaan di lingkungan St. Perpetua tidak hanya pada saat Misa saja, tetapi juga pada kegiatan-kegiatan lain yang dilaksanakan di Lingkungan Perpetua.
“Marilah kita merefleksikan dan mensyukuri semua bekat dan kasih Allah yang telah kita terima, selama hari yang telah kita lewati, hari ini, dan hari yang akan datang”.
(Manihuruk/ St. Perpetua)