Bacaan: Kis. 4 : 32 – 35; 1Yoh.5 : 1 – 6; Yoh. 20 : 19 – 31
Injil hari Minggu ini menceritakan kisah penampakan Yesus kepada para murid yang sedang berkumpul di sebuah tempat. Di sana diceritakan bahwa mereka berkumpul di sebuah tempat dengan pintu-pintu yang terkunci rapat. Ada kemungkinan bahwa hal itu dilakukan oleh para murid karena mereka masih diliputi oleh katakutan kalau-kalau mereka pun akan ditangkap dan dibunuh oleh para petinggi agama Yahudi dan pemerintah Romawi seperti Yesus, Sang Guru. Dalam keadaan takut seperti itu, Yesus hadir, menampakkan diri-Nya di tengah-tengah mereka. Yesus bahkan tidak sekedar hadir, tetapi juga menghembuskan Roh Kudus kepada mereka. Peristiwa itu kemudian membawa sebuah perubahan nyata dalam diri para murid. Para murid yang semula merasa takut, sedih, tertekan akhirnya berubah menjadi penuh sukacita dan keberanian. Hal itu tampak dari ungkapan para murid saat itu: “Kami telah melihat Tuhan!” Selanjutnya, para murid diutus oleh Yesus untuk mewartakan tentang kebangkitan-Nya dan tentang semua karya Allah yang Maha Agung. Dan pewartaan itu kemudian diwujudnyatakan oleh para murid melalui seluruh tindak tanduk, perkataan, dan perbuatan mereka. Untuk kita renungkan: “Sebagai pengikut Kristus, sudahkah kita menghadirkan Allah dalam kehidupan kita sehari-hari melalui tindakan dan perbuatan kita terhadap sesama”? (Carlos/St. Aloysius Gonzaga)