Bacaan: Kis. 9 : 26 – 31; 1Yoh. 3: 18 – 24; Yoh. 15:1-8
Kali ini Yesus menyebut dirinya sebagai “pokok anggur yang benar dan Bapa-Nya adalah pengusahanya”. Pernyataan itu hendak menegaskan perihal kesatuan atau keutuhan relasi antara Yesus dengan Allah Bapa-Nya. Kesatuan relasi yang spesial itulah yang membuat Yesus selalu menghasilkan buah-buah yang baik dan berlimpah dalam hidup dan seluruh karya-Nya. Apa pun yang Yesus lakukan pasti sesuai dengan kehendak Bapa-Nya yang di Sorga. Selain menegaskan soal kesatuan relasi-Nya dengan Allah Bapa-Nya di Sorga, Yesus sekaligus mengingatkan kita perihal relasi kita dengan diri-Nya. Jika Yesus adalah “pokok anggur yang baik, maka kitalah ranting-rantingnya”. Sebagaimana ranting hanya akan dapat bertumbuh dan berbuah jika tinggal bersama dengan pokok anggur, demikian pula halnya dengan kita, hanya akan bertumbuh dan menghasilkan buah-buah kebaikan jika kita tinggal di dalam Yesus. Mari kita belajar untuk membangun relasi yang erat dengan Yesus sebagai pokok anggur, supaya kita mampu menghasilkan buah-buah yang baik dalam seluruh segi kehidupan kita. Dan semoga melalui buah-buah kebaikan yang kita hasilkan, nama Allah semakin dimuliakan sepanjang masa. Amin. (Carlos/St. Aloysius Gonzaga)