Ketidakadilan terhadap tenaga kerja telah lama menjadi perhatian Gereja Katolik. Para Bapa Gereja pun telah menyerukan keberpihakan Gereja pada terpenuhinya hak-hak tenaga kerja, termasuk tenaga kerja perempuan. Saat ini, semakin banyak saja perempuan-perempuan tangguh yang menjadi penopang ekonomi keluarga. Ironisnya, kasus-kasus pelanggaran hak tenaga kerja (termasuk perempuan) pun makin meningkat.
Lihatlah Manusia Ini! Marsinah, Ruyati, Satinah, dan banyak para Asisten Rumah Tangga perempuan lainnya. Kenyataan apa yang mereka hadapi? Satinah cukup beruntung. Diyatnya (uang darahnya) dibayar oleh pemerintah Indonesia, hingga ia terhindar dari hukuman pancung. Pada situasi yang menuntut kepedulian semacam ini, di manakah Gereja? Bagaimana Ajaran Sosial Gereja yang terang-terangan melindungi hak tenaga kerja (termasuk perempuan) dapat diterapkan dalam kasus faktual?
Terbitan Bergema kali ini sungguh berwarna. Ada sukacita Paskah dalam berbagai momen, di antaranya kreasi foto-foto indah dari rangkaian Pekan Suci 2015. Juga perayaan Paskah di berbagai tempat. Kita juga dapat membaca ‘geliat’ Orang Muda Katolik Paroki St. Martinus, lewat berbagai tulisan, mulai dari tablo Kisah Sengsara Yesus, Choir, pun jadwal kegiatan OMK, Mei-Juni mendatang. Tak lupa hadir ulasan pesan Paus menyambut Hari Komunikasi Sedunia ke-49, berbagai artikel dalam Topik Bulan Ini, hasil APP, dan profil Uskup Keuskupan Bandung.
Ingin tahu lengkapnya? Baca sajalah Bergema ini. Selamat membaca! (ADP)