Saya tergelitik saat melihat daftar petugas Pekan Suci lalu, di mana terdapat nama P.S. OMK. Ya, betul memang, P.S. yang berarti Paduan Suara atau lebih dikenal tim Koor (dalam Bahasa Belanda) dan Choir (dalam Bahasa Inggris). Buat kamu yang ikut Misa Malam Paskah, pasti kamu melihat dan mendengar bagaimana tim Koor OMK bertugas pada Misa Malam Paskah yang kedua, pukul 20.15.
Pada bulan Januari, tepatnya tanggal 16 Januari 2015, kami memulai perjalanan awal terbentuknya kembali tim koor OMK dengan mengadakan proses ambitus. Yaitu proses untuk mengetahui rentang suara seseorang: dari nada yang terendah hingga nada tertinggi. Dari proses inilah “dihasilkan” beberapa kelompok suara : Sopran, Alto, Tenor, dan Bas.
Mulai 23 Januari 2015, resmi sudah kami mempunyai tim Koor OMK yang beberapa bulan sempat tertidur sebelum akhirnya aktif kembali. Kami dibimbing oleh seorang konduktor muda yang handal, yaitu Nicholas Rio, yang biasa kami panggil Rio. Beliaulah yang membimbing hingga saat kami bertugas. Dalam Ekaristi Malam Paskah itu, disadari atau tidak, kami menyanyikan 13 judul lagu termasuk nyanyian pembuka saat lilin dinyalakan pada awal misa. Tentunya, dari ketiga belas lagu tersebut, kami mempunyai beberapa lagu yang kami anggap paling susah untuk dinyanyikan. Seperti Lord’s Prayer (Bapa Kami) dan Haleluya (Haendel).
Selama 11 minggu, dengan 18 kali latihan, kami berusaha semaksimal mungkin untuk menguasai seluruh lagu yang disediakan oleh koordinator koor OMK: Cecillia, Odilia, dan Yohana. Tentunya, perjalanan tidak semulus jalan tol. Banyak sekali momen di mana kami benar-benar lupa dengan beberapa not lagu. Hingga terdengar suara sumbang dari kami semua. D-Day! Dimulai dengan refren untuk Kisah Penciptaan Dunia, Gloria, Madah Musa, Syukur Kepada-Mu Tuhan, Alleluya Tugas Suci Sudah Purna, Terpuji Sang Kristus, Sanctus, Lord’s Prayer, Agnus Dei, Marilah Kita Nyanyi, Syukur Bagi-Mu Ya Tuhan, Haec Dies, hingga lagu penutup andalan kami: Halleluya.
Puji Tuhan! Kami semua berhasil membawakan semua lagu. Dan banyak dari umat menyukai lagu penutup kami, Halleluya. Semua tidak terlepas dari bantuan Roh Kudus dan bimbingan Tuhan. Kami ucapkan terima kasih untuk Rio yang tidak kenal lelah melatih kami; Om Buddy, organis kece kami dan semua pihak yang telah membantu kami. (Canisius Andrew/OMK St. Martinus)