TKW Kita: Litani Ketidakadilan?

Pada saat tulisan ini dibuat, santer berita tentang 2 orang tenaga kerja wanita Indonesia di Arab Saudi yang secara berturutan dieksekusi mati dengan cara dipancung. Mereka dipancung karena melakukan pembunuhan: Siti Zaenab membunuh majikannya karena ia kerap dianiaya (1999), sementara Karni membunuh anak majikannya (2012).

Berbicara tentang ketidakadilan, kehidupan perempuan adalah litani ketidakadilan. Situasi ini semakin buruk pada perempuan yang hidup dalam kemiskinan. Sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, usia remaja, usia subur, dewasa, usia kerja, hingga ketika beranjak tua, perempuan menghadapi berbagai ancaman kekerasan dan diskriminasi berbasis gender.

Pada usia kerja, perempuan tidak memiliki kesempatan kerja yang sama seperti laki-laki dan menerima gaji yang lebih rendah untuk jenis pekerjaan yang sama. Sektor informal memang memberikan kesempatan yang lebih besar bagi perempuan dibandingkan laki-laki. Tetapi… upahnya rendah dan perlindungannya minim, membuat perempuan rentan dan mudah dieksploitasi.

Sepanjang hidupnya perempuan menghadapi ancaman kekerasan. Walaupun jumlah perempuan yang terpapar kekerasan beragam dari satu wilayah ke wilayah lain, namun statistik mengindikasikan bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan fenomena universal dan dalam berbagai bentuk: fisik, seksual, psikologis, dan ekonomi, baik di dalam maupun di luar rumah. Diperkirakan di seluruh dunia, satu dari lima perempuan akan menjadi korban perkosaan atau percobaan perkosaan dalam hidupnya; sebanyak 2,5 juta orang diperdagangkan setiap tahun untuk tujuan prostitusi, kerja paksa, dan perbudakan. Delapan puluh persen dari korban yang terdeteksi adalah perempuan dan anak perempuan.

Menurut Hartmann (1976), status perempuan di pasar tenaga kerja saat ini, dan pengaturan terkini dari pemisahan pekerjaan berdasarkan jenis kelamin, merupakan hasil dari proses interaksi yang panjang antara patriarki dan kapitalisme. Bentuk baru dari patriarki kapitalis telah ”memaksa” perempuan-perempuan dari dunia ketiga meninggalkan negara asalnya dan melakukan pekerjaan di negara-negara asing sebagai buruh migran. Mereka melakukan pekerjaan rumah tangga dan merawat anak bagi keluarga-keluarga kaya, sementara keluarga mereka sendiri menderita.

Bentuk agresif dari patriarki kapitalis ini telah menggeser setengah dari buruh migran ke perempuan. Mereka bekerja dengan perlindungan yang minim dan membuat mereka lebih rentan terhadap pelecehan seksual. Kemiskinan yang mendorong perempuan menjadi PRT migran menempatkan mereka dalam situasi berbahaya dengan sedikit pilihan. Paparan di atas memang merupakan realitas yang ada di dunia saat ini.

Sebagai umat Katolik, apa yang dapat kita lakukan? Tentu saja ini persoalan yang amat besar dan luas. Mari kita mulai dari hal-hal kecil di sekitar kita seperti bersikap bijak dan adil terhadap pembantu rumah tangga, karyawan, dan buruh wanita yang bekerja bersama ataupun kepada kita. (Paulus W. Prananta/St. Laurensia – Sub Komisi Sosial Budaya Keuskupan Bandung)

Baptisan:
Baptisan balita diadakan per 2 minggu sekali, baptisan dewasa per 1 tahun sekali.

Formulir dapat diunduh melalui tautan berikut:


Pernikahan:

Sakramen pernikahan dapat diadakan pada hari Sabtu atau Minggu. Hubungi sekretariat di tautan berikut untuk informasi lebih lanjut.

Perminyakan:
Sakramen perminyakan sesuai dengan janji. Hubungi sekretariat di tautan berikut untuk informasi lebih lanjut.

Data Wilayah

Baru pindah rumah dan tidak tahu masuk ke wilayah mana dan harus menghubungi siapa?

Jangan panik! Mang Umar ada solusinya! Silahkan kamu cek link ini untuk mencari data wilayah di paroki St. Martinus

Jadwal Pelayanan Sekretariat

Senin, Rabu, Kamis, Jumat: 07.30 – 12.00 & 16.40 – 19.00
Selasa, Sabtu: 07.30 – 12.00
Hari Minggu dan hari libur tutup

Alamat Sekretariat
Komplek Kopo Permai Blok H No. 4
Telp. 022-540-4263
Whatsapp +62 822-6055-3066

Jadwal Misa

Misa Harian
Senin – Sabtu di gereja pukul 06.00. Misa di Pastoran sementara waktu ditiadakan.

Minggu:
• 06.00
• 08.00
• 10.00

Sabtu:
• 18.00

COPYRIGHT © 2015 BERGEMA BY TIM KOMSOS ST. MARTINUS.