Lingkungan St. Emilia de Vialar untuk pertama kalinya melakukan kegiatan Prapaskah dan Paskah. Rangkaian kegiatan diawali dengan Ibadat APP setiap Jumat selama 4x, dilanjutkan pembagian “Parcel Kasih Sayang”. Puncak dari rangkaian ini adalah Misa Syukur Paskah yang dipersembahkan pada Jumat, 17 April 2015, di rumah Keluarga Bapak Husen.
Misa Syukur ini mengambil tema pertemuan APP ke-5, yaitu, “Kesetiaan Tanda Paskah Sepanjang Masa”. Misa dipersembahkan oleh Rm. Ch. Gandhi. Sangat antusiasnya warga, karena Misa ini adalah Misa Perdana setelah pemekaran. Warga yang hadir 102 orang dan setengahnya adalah anak-anak.
Tepat pukul 19.15 WIB, Misa diawali dengan salam pembuka dari Bp. Antonius, selaku Sie Liturgi. Dalam homilinya, Rm. Gandhi mengingatkan bahwa apa yang kita rasakan atau alami meskipun pahit dan menyakitkan, adalah bukti bahwa Tuhan sangat mengasihi dan menyayangi kita. Lewat perkataannya, “Semakin kita bangkit, iblis juga bangkit,” Beliau menerangkan bahwa ketika iman kita meningkat, godaan si iblis juga ikut meningkat. Apa pun godaannya kita diajak untuk tetap setia, sehingga kita selalu mengalami Paskah atau kebangkitan iman kita.
Di akhir Misa syukur ini, Rm. Gandhi mengatakan bangga karena menemui “pemandangan” yang jarang di Paroki St. Martinus: dalam Misa lingkungan, jumlah anak-anak yang hadir, setengah dari jumlah total warga yang datang. Memang, di lingkunganlah anak-anak belajar mencintai Ekaristi.
Setelah Misa selesai, Bp. Pius Dedy selaku ketua Lingkungan, memberikan ucapan Selamat Paskah dan terima kasih kepada semua warga yang telah berpartisipasi selama rangkaian Prapaskah-Paskah. Suasana makin terasa meriah dan sukacita saat pengundian door prize. Semua berharap namanya disebut untuk mendapatkan salah satu dari door prize yang ada. Acara dilanjutkan dengan ramah-tamah dan makan bersama, setelah doa makan yang dipimpin oleh Bp. Kanisius. Suasana terasa hangat dan akrab karena semua warga dapat saling berkenalan satu dengan yang lain. Akhirnya, warga pulang dengan sukacita dan dengan membawa suatu pesan yang tertanam dalam hati untuk selalu setia pada Tuhan dalam kondisi apa pun, seperti ranting-ranting melekat erat pada pokok anggur. (Dewi/Lingkungan St. Emilia de Vialar)