Emosi dapat dibedakan dalam nilai positif dan negatif, di antara keduanya terdapat emosi netral. Emosi netral adalah kategori yang tidak jelas posisinya. Kadang bisa sebagai emosi positif kadang bisa sebagai emosi negatif, seperti misalnya terkejut dan heran. Emosi positif berperan dalam memicu munculnya kesejahteraan emosional (emotional well-being) dan memfasilitasi dalam pengaturan emosi negatif. Jika emosi kita positif, maka kita akan lebih mudah mengatur emosi negatif yang tiba-tiba datang. Emosi-emosi yang bernilai positif di antaranya adalah sayang, suka, cinta, bahagia, gembira, senang, dan lainnya.
Emosi negatif menghasilkan permasalahan yang mengganggu individu maupun lingkungan. Biasanya orang yang menekankan pada emosi yang negatif cenderung akan memperhatikan emosi-emosi yang bernilai negatif. Misalnya marah, sedih, cemas, tersinggung, benci, jijik, muak, prasangka, takut, curiga, dan sejenisnya. Emosi negatif biasa mengganggu kita, karena kita tidak akan merasa sejahtera dalam hidup. (www.psikoterapi.com)
Rutinitas harian dapat menggoda kita untuk memunculkan lebih banyak emosi negatif dibandingkan emosi positif, sehingga membuat suasana hati kita terus dalam kondisi tidak enak terus menerus. Penelitian mengatakan bahwa dalam seminggu orang cenderung akan berada dalam suasana hati terburuk di awal minggu dan berada dalam suasana hati terbaik di akhir minggu. Rutinitas bekerja ataupun menjalankan tanggung jawab penuh sebagai orang tua dapat memunculkan berbagai masalah yang dapat menggoda kita untuk menyikapinya dengan tertekan ataupun menyikapinya dengan tenang atau melakukan pengaturan sehingga dapat terhindar dari godaan emosi-emosi negatif. Jargon “I hate Monday” sebagai ungkapan keengganan untuk memulai kembali rutinitas dapat memunculkan persepsi negatif dan memicu emosi negatif sehingga suasana hati akan dalam kondisi buruk sampai rutininitas berakhir di akhir minggu.
Hal yang umum dilakukan seseorang untuk menghadapi emosi negatif, dapat melalui cara sebagai berikut:
- Mengalihkan perhatian dari emosi negatif; dengan menonton TV, menyibukkan diri, dan lain-lain. Dalam batasan tertentu mungkin bisa bermanfaat untuk mengurangi ganjalan emosi negatif dalam hati namun sifatnya sementara dan tidak menyelesaikan akar masalah. Pengalihan emosi negatif dengan cara yang salah, berpotensi untuk memperburuk kondisi emosi kita. Seperti mematikan api dengan bensin ketika memilih pengalihan dengan obat terlarang, kecanduan alcohol, dan lain-lain.
- Menekan emosi. Penekanan emosi hanya akan mengakibatkan emosi muncul kembali dengan kekuatan yang lebih besar. Penelitian yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health dan The University of Rochester mengungkapkan bahwa resiko kematian dini akibat penyakit fatal disebabkan oleh jarangnya mengungkapkan perasaan dan emosi mereka.
- Melepaskan emosi. Mengingat semakin dewasa manusia justru semakin sulit melepaskan emosi, maka dibutuhkan kemauan dan kemampuan (skill) untuk melepaskan emosi tanpa beresiko menyimpan residu emosi di dalam diri. (RANI/St. Yakobus)