Allah itu esa, satu. Inilah iman Katolik. Allah yang esa itu kita sebut “Bapa”. Mengapa kita menyebut atau menyapa Allah itu Bapa? Karena Yesus Kristus yang mengajarkannya. Ingatlah doa Bapa Kami. Dalam doa itu, Allah kita sebut Bapa: “Bapa kami”. Itulah yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita. Allah yang kita sembah itu kita sapa Bapa. Jadi, Allah kita punya sapaan. Sapaan-Nya: Bapa.
Untuk menyampaikan wahyu, untuk berbicara kepada para nabi dan manusia lainnya, Allah berfirman. Jadi, Allah punya firman. Firman Allah adalah suara Allah, sabda Allah, perkataan Allah. Allah memerintahkan ini dan itu demi keselamatan manusia dengan firman-Nya. Jadi, Allah berfirman, berkata-kata dengan firman-Nya. Selain untuk berkata-kata, Allah berfirman untuk menciptakan alam semesta dan segala sesuatu. Jadi, Firman Allah adalah daya kuasa Allah, daya cipta Allah. Tanpa Firman-Nya, Allah tak dapat berkata-kata, juga tak dapat mencipta. Jadi, Allah pasti ada bersama Firman-Nya. Allah dan Firman-Nya tak mungkin berpisah selama-lamanya. Dalam iman Katolik, Firman Allah itu disebut “Putra”. Ini kiasan, sebutan, bukan harafiah. Putra adalah sebutan untuk Firman Allah.
Allah itu hidup selama-lamanya, tidak mungkin mati. Daya hidup Allah, hayat Allah, adalah Roh-Nya. Dalam iman Katolik, Roh Allah disebut “Roh Kudus”.
Jadi, Allah disebut Bapa, Firman-Nya disebut Putra, Roh-Nya disebut Roh Kudus. Secara abadi, kekal selama-lamanya, Allah ada bersama dengan Firman-Nya dan Roh-Nya, tidak mungkin berpisah. Itulah Allah yang esa, yang tritunggal. Jadi, Bapa dan Putra dan Roh Kudus adalah Allah dan Firman-Nya dan Roh-Nya yang tak terpisahkan secara abadi.