Bacalah lebih dulu “Bagian IV”
Urutan penelusuran alkitabiah dari masa lalu ke masa kini adalah: [1] Perjamuan Israel, [2] Perjamuan-Perjamuan Yesus, [3] Perjamuan Terakhir, [4] Perjamuan dengan Tuhan yang telah bangkit, [5] Perjamuan Tuhan dalam Jemaat awal.
[2] …. (lihat pada “Bagian IV”)
[3] PERJAMUAN TERAKHIR
Sebelum membahas Perjamuan Terakhir, lebih dulu kita perlu berkenalan dengan konsep yang kita temukan di sana. Konsep itu bernama midrasy. Midrasy adalah sebuah cara Yahudi untuk menafsirkan Kitab Suci, yaitu menemukan makna masa kini dari nas-nas Kitab Suci dari masa lalu. Dalam midrasy diajarkan bahwa segala tindakan Allah pada masa kini telah digambarkan sebelumnya dalam Kitab Suci melalui aneka peristiwa.
Menjelang wafat-Nya, Tuhan Yesus berkumpul dalam perjamuan malam bersama para murid-Nya. Perjamuan Terakhir ini suasananya lain sama sekali dengan perjamuan yang sudah-sudah yang penuh sukacita. Perjamuan kali ini berciri kesedihan karena Tuhan Yesus mengatakan bahwa satu di antara para murid-Nya akan mengkhianati Dia (Mrk 14:17-19). Tuhan Yesus memberi peringatan bahwa para imam kepala berencana menangkap Dia secara sembunyi-sembunyi dengan bantuan salah seorang dari Yang Dua Belas. Kita tahu, orang itu Yudas Iskariot (Mrk 14:10-11).
Menurut Injil Markus, ketika Perjamuan Terakhir diawali, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya, dan memberikannya kepada para murid… (Mrk 14:22). Injil Markus (yang ditulis kira-kira tahun 70 M) mengesankan bahwa cawan berisi anggur langsung diberkati setelah roti. Tuhan Yesus mengatakan bahwa Darah-Nya adalah darah perjanjian (Mrk 14:24). Di sinilah midrasy berlaku. Perkataan “darah perjanjian” mengingatkan para murid pada Kel 24:8, “Inilah darah perjanjian yang diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini.” Berdasar atas midrasy, Tuhan Yesus ialah “Musa baru” dan Ia memaklumkan “perjanjian baru” dengan Darah-Nya. Selanjutnya, perkataan “ditumpahkan bagi banyak orang” mengingatkan para murid pada Yes 53:12, “ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut… ia menanggung dosa banyak orang….” Penafsiran midrasy menempatkan Tuhan Yesus sebagai dia yang digambarkan dalam Yes 53:4-12, yaitu hamba Allah yang menderita.
Oleh para murid (dan kemudian Jemaat awal), Tuhan Yesus digambarkan sebagai hamba Allah yang menderita demi menebus dosa umat; Ia digambarkan seperti anak domba yang disembelih (Yes 53:7). Mereka melihat ada hubungan erat antara anak domba Paskah yang disembelih dengan hamba Allah yang seperti domba disembelih.