Pada saat saya menulis bertemakan anak-anak yang kelahirannya tidak dikehendaki, pikiran saya tentu saja tertuju kepada Bunda Teresa. Karyanya begitu luar biasa terhadap anak-anak yang tidak mendapat kasih yang sewajarnya, dibuang, dan dibiarkan menghadapi maut dan bahaya di dunia ini.
Ada seorang sosok inspiratif lain, yaitu Olivia Lum. Tahukah Anda siapakah dia? Dia adalah sosok wanita luar biasa dan salah satu yang terkaya di Asia Tenggara. Perusahaannya, Hyflux, adalah perusahaan water treatment terbesar di Asia Tenggara yang sudah merambah hingga Tiongkok, India, dan Timur Tengah, dengan visi menjadi pemain global. Dia adalah bayi merah yang ditinggalkan di sebuah rumah sakit di Malaysia!
Lum diadopsi seorang janda miskin berusia 63 tahun yang kebiasaannya berjudi. Bersama empat anak adopsi lainnya, Lum tinggal di rumah yang amat sederhana, yang banjir saat hujan deras tiba. Mereka meletakkan bata di lantai untuk berjalan saat hujan datang. Setiap pagi, ketika bangun, dia selalu mendengar orang menangis, menggerutu, dan berkelahi karena kemiskinan.
Bagi sebagian orang, situasi yang buruk tersebut, boleh jadi membuat putus asa, atau mendorong ke situasi yang lebih jelek lagi. Namun, Lum punya hasrat kuat untuk memperbaiki nasibnya. Ia percaya, pendidikan menjadi jalan keluar dari lorong kegelapan sekaligus mengangkat derajat kehidupan. Ia menuntut ilmu di Singapura (dengan mencari beasiswa) hingga menjadi sarjana kimia. Kemudian bekerja serabutan demi mempertahankan hidup, sekolah, dan cita-cita untuk memperbaiki nasibnya. Pada akhir pekan, ketika teman-temannya asyik jalan-jalan, Lum justru ada di department store untuk menjajakan apa saja, mulai dari kosmetik sampai detektor asap.
Keadaan ekonomi mulai membaik sewaktu Lum bekerja sebagai ahli kimia. Namun, ia yakin: menjadi entrepreneur lebih memperbaiki derajat kehidupannya. Maka ia pun keluar kerja dan berwirausaha. Lahirlah Hyflux dengan 3 orang karyawan saja. Sekarang, kinerja Hyflux amatlah kinclong. Dalam 8 tahun terakhir, pendapatan perusahaan meningkat rata-rata 55% mencapai US$ 53 juta. Tahun ini, pendapatan ditaksir mendekati US$ 180 juta. Hyflux menjelma jadi pemain yang disegani.
Merunut ke belakang, siapa yang menyangka kerja keras anak yang terbuang akan jadi seperti ini? Apa hikmah yang dapat kita petik? Siapa pun kita, tanpa melihat asal usul, bisa mencapai apa yang kita impikan. Bagaimana pun keadaan kita sekarang. Semua akan indah pada saatnya bila kita mau bertekun, bertujuan baik, dan tentu saja selalu menyandarkan diri pada Yang Mahakuasa. Semua orang mempunyai potensi menang dalam kehidupannya. Ibu Teresa pernah berkata, ”Hidup adalah kesempatan, manfaatkanlah. Hidup adalah keindahan, kagumilah. Hidup adalah kebahagiaan, nikmatilah. Hidup adalah tantangan, hadapilah. Hidup adalah kewajiban, selesaikanlah.” Semoga bermanfaat. (Paulus W. Prananta/ St. Laurensia – Sub Komisi Sosial Budaya Keuskupan Bandung)