Malam itu bukan Jumat Pertama, bukan pula Jumat Agung. Namun ada pemandangan yang ‘tak biasa’. Sejak pukul setengah tujuh petang, sejumlah besar umat telah memadati area sekitar Aula Bina Iman Anak. Anggota DPP/PGAK St. Martinus yang malam itu berseragam batik biru, terlihat begitu sibuk menyiapkan barbagai hal. Belum lagi remaja-remaja OMK yang kompak mengenakan kemeja dengan dresscode kotak-kotak, anak-anak misdinar dengan kaos Tarsisius sesuai angkatannya masing-masing, serta Tim Komsos yang berseliweran dengan kamera, mengenakan rompi BERGEMA. Ada apa gerangan?
Ternyata, segala kesibukan dan keramaian malam itu adalah dalam rangka memeriahkan acara Pisah Sambut. Berpisah dengan R.D. Yohanes Istimoer Bayu Ajie, yang ditugaskan Uskup Bandung untuk menjadi Pastor Vikaris di Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria (HTBSPM), Buah Batu. Menyambut R.D. Leonardus Bambang Gatot Subroto yang semula bertugas di Paroki St. Melania, dan kini akan bertugas di Paroki Martinus mendampingi Rm. Sahid dan Rm. Gandhi.
Suasana saat itu tentunya bercampur baur. Ada rasa sedih dan haru karena harus berpisah dengan Romo Bayu alias RoBay yang selama 3.5 tahun sudah menemani perjalanan Paroki ini dan begitu dekat dengan umat. Namun tentu ada pula rasa syukur dan sukacita karena mendapatkan Romo Bambang sebagai gembala baru yang siap menjadi anggota keluarga bagi Paroki ini.
Ketua DPP St. Martinus, Bp. Yanto, memberikan sambutan untuk membuka acara hari itu. Ia mencoba me-refresh kembali ingatan para hadirin dengan menceritakan hari-hari pertama Rm. Bayu datang sebagai gembala baru. Kala itu, 5 Januari 2012, Paroki ini melepas R.D. Paulinus W., Pastor Paroki yang dipindah-tugaskan ke Tasikmalaya dan digantikan oleh R.D. A. Limyarta. Sebagai bonusnya, Romo Bayu pun dikirim pada tanggal 13 Januari siang, untuk mendampingi Rm. Liem dan Rm. Sahid.
Rm. Sahid mengucapkan terima kasih atas kesediaan Rm. Bambang untuk pindah ke Martinus, dan selamat datang, semoga betah. Terima kasih untuk Rm. Bayu yang telah membuat semua menjadi apik: salib, mimbar, tempat lilin. Kita menghargai Rm. Bayu kalau apa yang telah diberikan dapat dihidupi dan diteruskan. Rm. Sahid juga minta maaf kalau ada sikap umat atau dirinya yang kurang berkenan di hati Rm. Bayu. Berharap semoga di sana Romo lebih sukses.
Rm. Bayu memulai sambutannya dengan minta dimaafkan kalau dirasa galak. Itu karena 2 hal: keliru dan ingin membetulkan, dan karena masih muda sehingga belum bisa menata emosi dengan baik. Terima kasih untuk umat yang telah mendukung karya pastoral, mohon dimaafkan kalau dalam pelayanan sebagai Imam, tidak dapat memenuhi apa yang diharapkan.
Lewat KAMI dan KATKIT, beliau menjalankan salah satu tugas Imam yaitu mengajar. Tujuannya, supaya umat makin Katolik, makin beriman, dan makin dekat dengan Kristus. Apa yang baik ambil, tularkan, dan sebarkan. Yang buruk dilupakan. 3.5 tahun yang sungguh lengkap: senang, gembira, keberhasilan, bertengkar, ngamuk, nangis, memaafkan. Mulai dari yang paling baik hingga yang paling buruk, dari yang paling hebat hingga paling hancur. Syukur karena dengan demikian umat telah mengembangkannya sebagai pribadi dan sebagai Imam. Ketika kegelapan menguasai bumi, Minggu nanti, beliau akan menghilang dari Martinus…
Rm. Bambang bersyukur dan berterima kasih atas sambutan dan penerimaan di Paroki ini. Beliau setuju kalau dikatakan bahwa umat Martinus itu gila, karena berarti umat Martinus tuh murid Yesus yang sejati, yang bisa meninggalkan anak, istri atau rumahnya… Beliau yakin akan kerasan dan berharap dapat menjadi Imam yang baik, menjadi berkat bagi umat St. Martinus lewat pelayanan sakramen-sakramen.
Usai kata sambutan, dilakukan serah terima. Rm. Bayu menyerahkan kembali – secara simbolis – kepada Rm. Sahid, semua tugas yang pernah dipasrahkan kepadanya. Rm. Sahid kemudian menyerahkannya kepada Rm. Bambang.
Acara hiburan pun dimulai. Ibu Rosi dari DPP bertugas sebagai MC. Maksudnya sebagai hiburan, tapi seringkali terlihat raut muka Rm. Bayu berubah menjadi sedih. Mengenang kebersamaan memang seringkali menimbulkan kesedihan juga. Diawali dengan penampilan gerak dan lagu dari Bina Iman Anak dan pembinanya, menyanyikan lagu ‘Jangan Lelah”; persembahan dari misdinar St. Martinus berupa video stop motion, juga kesan dan pesan untuk Romo Bayu. Ada penampilan dari OMK St. Martinus, membawakan lagu Pergi Untuk Kembali, dan Buka Semangat Baru dengan iringan akustik. Suasana malam itu kian memanas ketika anak-anak wayang tak mau kalah, mempersembahkan lagu Stasiun Balapan dengan iringan koplo. Juga slide foto serta video pendek dari KOMSOS yang selama ini didampingi oleh Rm. Bayu.
Tak ketinggalan WKRI menyanyikan lagu Negeri di Awan; Prodiakon St. Martinus dengan dua lagu, Rumah Kita untuk Rm. Bambang dan Kapan-Kapan untuk RoBay. Acara kemudian dilanjutkan dengan makan malam bersama. Ada ‘insiden’ unik yang terjadi malam itu. Panitia yang telah menyiapkan 175 porsi makanan harus ‘kecolongan’, karena umat yang hadir pada acara pisah sambut melebihi perkiraan. Panitia akhirnya membeli nasi tambahan dan semua dapat makan dengan sukacita. Hal ini menunjukkan betapa umat begitu menyayangi Robay dan gembira menyambut Rm. Bambang.
Pemberian kenang-kenangan dan sesi foto adalah acara pamungkas yang sepertinya tak akan berakhir. Dan salah satu “Bintang” malam itu, Rm. Bayu, sibuk melayani siapapun yang minta berfoto dengannya… Selamat jalan Romo Bayu, selamat bertugas di tempat yang baru. Selamat datang Rm. Bambang… (Red.)