Romo Bayu yang nampaknya angker itu, terasa berubah di hari-hari akhirnya di St. Martinus. Begitu terasa. Dan puncaknya, Minggu sore, 28 Juni, ketika kami – sekitar 50an orang umat Martinus – bersiap untuk mengantar beliau ke rumahnya yang baru, paroki Bubat. Waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 ketika yang akan diantar tampak masih hilir mudik di selasar depan kamarnya. “Saya masih betah …” beliau katakan kepada salah seorang di antara kami.
Sekitar 18.35 beliau turun juga. Suasana terasa makin pekat ketika Rm. Sahid memimpin doa menjelang keberangkatan kami. Diakhiri dengan berkat khusus bagi Rm. Bayu yang berlutut di hadapannya. Pesan Eyang, “Jika tidak betah, silahkan kembali ke Martinus, kami akan menerima dengan senang hati…” 18:45, mulailah konvoi hampir 10 mobil menuju Buah Batu.
Tentu saja kedatangan kami sudah ditunggu. Para pengantar diberi kesempatan untuk melihat kamar Romo Bayu. “Wow… seperti kamar hotel,” komentar beberapa pengantar. Usai peninjauan sekilas, kami pun dibawa ke “aula kecil” guna beramah tamah bersama. Terasa kecil, karena jumlah pengantar yang dilaporkan ke pihak tuan rumah, ternyata bertambah banyak…
Pak Benny selaku wakil ketua DPP Buah Batu periode ini menyampaikan ucapan selamat datang dan selamat bergabung di Buah Batu untuk Rm. Bayu. Dilanjutkan dengan “Romo” Yanto yang bercerita betapa Rm. Bayu dicintai umat. Mulai dari acara pisah sambut yang dihadiri umat dengan jumlah yang jauh melebihi dari perkiraan; Misa perpisahan, di mana ketika disebutkan hal-hal yang buruk tentang Rm. Bayu, ternyata tidak disetujui oleh umat, tapi ketika disebutkan hal-hal yang baik, umat menyetujuinya, hingga pengantaran malam ini. Pak Trije selaku wakil ketua DPP 2 St. Martinus pun berterima kasih atas Harta Karun yang sempat dibagikan oleh Rm. Bayu kepada umat St. Martinus.
Kepada umat Bubat, Rm. Bayu permisi, kulo nuwun, sampurasun seraya berharap dapat diterima dengan baik tidak saja sebagai gembala dan pastor, tapi juga sebagai keluarga dan saudara, seperti yang dirasakannya selama di Martinus. Rm. Bayu juga mohon didoakan, minimal 3 Salam Maria, supaya apa yang dirasa tidak nyaman sehubungan dengan kepindahan ini, segera berlalu dan diganti dengan sukacita dalam menjalankan apa yang diminta Tuhan lewat Bapak Uskup. Kepada para bedegong pengantarnya, Rm. Bayu mengucapkan terima kasih karena sudah diantarkan, atas penambahan berat badannya (92 kg menurut timbangan Bubat), atas persaudaraan, cinta kasih, pertengkaran yang mendewasakan, dan bantuan supaya seorang Bayu menjadi semakin klop dengan Rm. Bayu. Beliau berjanji akan tetap mendoakan dalam doa-doa hariannya supaya menjadi semakin beriman.
Usai kata-kata sambutan ini, soto ayam mengisi perut kami, setelah doa makan yang dipimpin oleh Pak Thomas. Acara pun ditutup dengan doa dan berkat oleh Rm. Bayu. Satu per satu menyalami beliau, tak kurang yang berlinang air mata. Bagaimanapun perpisahan memang pedih… Mari kita saling mendoakan semoga di hari-hari mendatang, semua menjadi lebih baik. (Red.)