Mendampingi Mereka Yang Tidak Dikehendaki

Seorang manusia dapat ditolak kehadirannya sejak dia masih berupa sel kecil. Dengan segala cara, ia dicoba untuk digugurkan. Ada yang berhasil. Tak sedikit yang gagal, yang malah menyebabkannya menjadi cacat. Belum tentu fisik. Perasaan ditolak sejak awal biasanya menjadikannya seorang manusia yang berkasus.

Ada 4 kondisi bayi yang dilahirkan dari seorang ibu:

  1. Kelahirannya diterima dengan baik, karena bayi itu normal/tidak cacat. Ia kemudian diurus dan dijaga dengan baik;
  2. Kelahirannya diterima dengan baik walaupun lahir dalam keadaan cacat/tidak normal, karena bagi orang tua, anak adalah anugerah terindah dari Tuhan;
  3. Kelahirannya tidak diterima karena keadaannya cacat/tidak normal;
  4. Kelahirannya tidak diterima walaupun kondisinya normal/tidak cacat.

Bagi bayi yang kelahirannya tidak dikehendaki, ibu/orang tuanya bisa saja:

  1. Membuangnya ke sebuah tempat tertentu;
  2. Meninggalkan bayinya yang telah diselimuti dengan kain dalam sebuah dus di sebuah tempat tertentu;
  3. Memberikan bayinya kepada pengurus anak-anak yatim piatu untuk diurus di panti itu.

Syukur-syukur apabila bayi yang telah dibuang dalam kondisi masih hidup, segera ditemukan dan diurus oleh orang yang menemukannya. Ada seorang ayah yang hanya bisa pasrah dan mendukung keputusan tidak baik dari seorang ibu yang telah melahirkan bayinya, meskipun ibu tersebut sudah diingatkan berkali-kali. Ada juga seorang ayah yang mau mengurus bayinya sendirian sementara ibunya tidak mau mengurus bayinya. Dan sebaliknya.

Bagaimanapun juga, anak adalah anugerah terindah dari Tuhan, yang telah Tuhan titipkan dan percayakan kepada orang tua untuk mengurusnya, bagaimanapun keadaan anaknya. Setelah seorang bayi yang kelahirannya tidak dikehendaki, bertumbuh menjadi seorang anak, dia akan melihat ke sekelilingnya dan mungkin menanyakan keberadaan kedua orang tuanya kepada pengurus anak-anak yatim piatu. Bisa saja akhirnya dia mengetahui sendiri hal ikhwal hidupnya yang sebenarnya. Dan ketika itu terjadi, dia harus menerima sebuah kenyataan pahit bahwa kelahiran dia dulu tidak dikehendaki oleh kedua orang tuanya. Bagaimana mendampingi mereka?

Yang pertama harus diingatkan, bahwa mau tak mau, dia harus berdamai dengan diri dan keadaannya. Bagaimana dia harus tetap bisa bersyukur kepada Tuhan bahwa dia boleh lahir di dunia ini, dan tetap memilih untuk hidup bahagia dan bersyukur setiap hari. Bahwa ada orang-orang, terlebih lagi: Tuhan, yang mencintai dan memeliharanya sampai dengan saat ini. Maka lebih baik mengisi hidup dengan hal-hal positif dan bermanfaat sambil menikmati hidup, seraya tetap mendoakan kedua orang tuanya. Bagaimanapun juga mereka memerlukan pendampingan yang baik, sehingga dapat berdamai dengan dirinya sendiri dan menikmati hidup dengan baik. (Hanna Kristina/St. Theresia)

Baptisan:
Baptisan balita diadakan per 2 minggu sekali, baptisan dewasa per 1 tahun sekali.

Formulir dapat diunduh melalui tautan berikut:


Pernikahan:

Sakramen pernikahan dapat diadakan pada hari Sabtu atau Minggu. Hubungi sekretariat di tautan berikut untuk informasi lebih lanjut.

Perminyakan:
Sakramen perminyakan sesuai dengan janji. Hubungi sekretariat di tautan berikut untuk informasi lebih lanjut.

Data Wilayah

Baru pindah rumah dan tidak tahu masuk ke wilayah mana dan harus menghubungi siapa?

Jangan panik! Mang Umar ada solusinya! Silahkan kamu cek link ini untuk mencari data wilayah di paroki St. Martinus

Jadwal Pelayanan Sekretariat

Senin, Rabu, Kamis, Jumat: 07.30 – 12.00 & 16.40 – 19.00
Selasa, Sabtu: 07.30 – 12.00
Hari Minggu dan hari libur tutup

Alamat Sekretariat
Komplek Kopo Permai Blok H No. 4
Telp. 022-540-4263
Whatsapp +62 822-6055-3066

Jadwal Misa

Misa Harian
Senin – Sabtu di gereja pukul 06.00. Misa di Pastoran sementara waktu ditiadakan.

Minggu:
• 06.00
• 08.00
• 10.00

Sabtu:
• 18.00

COPYRIGHT © 2015 BERGEMA BY TIM KOMSOS ST. MARTINUS.