Suasana pagi, Minggu, 19 April 2015 di lingkungan St. Fidelia Taman Rahayu 1, berbeda dari biasanya. Tampak warganya: anak-anak, oma-opa, om-tante, papa-mama berkumpul di rumah warga terdekatnya. Mereka begitu antusias: berpakaian rapi dengan senyum mengembang, penuh keceriaan. Nampaknya hari itu ada perayaan Paskah Lingkungan St. Fidelia yang bertempat di Saung Bale, Kopo Sadang, dan mereka sedang menunggu jemputan untuk pergi ke sana.
Perayaan Paskah sangat berkesan, hangat, meriah, meski dalam kesederhanaan. Sekitar 90 orang warga dan tamu undangan hadir memenuhi lantai atas Saung Bale. Kira-kira pukul 10.00 acara pun dimulai, tentunya meriah oleh master of ceremony (MC) kami yang heboh dan semangat, yaitu Ibu Kian-kian dan Ibu Yenni yang sudah tak asing di lingkungan kami.
Sesi pertama dimulai dengan ibadat singkat dan renungan yang dibawakan oleh Ibu Ira selaku ketua lingkungan. Mengambil tema, “Tuhan Itu Aneh…” renungan berisi tentang makna bahwa Allah, Tuhan kita, terlalu baik bagi kita manusia, dan Dia rela berkorban demi keselamatan kita. Allah itu kasih, kita diajak berkorban bagi sesama.
Setelah ibadat singkat, acara yang ditunggu-tunggu pun dilanjutkan . Sesi pertama perayaan adalah puji-pujian lewat gerak dan lagu. Anak-anak dan orang dewasa diajak bernyanyi sambil mencari kelompok, sesuai warna pita yang terikat di jari. Tentunya sambil memakai gerakan duduk dan berdiri. Yang salah gerakannya, kena hukuman. Gembira dan suasana makin panas. Lomba mencari telur dan permainan pun tak kalah seru. Di rerumputan, semak, dan tempat tersembunyi, anak-anak semangat membawa kantong plastik berlarian ke sana dan ke sini untuk mencari telur. Orang tua mereka boleh ikut membantu. Curang ya? Hehehehe… Tapi tetap saja lho, hadiah diperuntukan bagi anak-anak agar mereka rajin dan termotivasi hadir di Bina Iman Anak.
Beberapa menit setelah istirahat, acara yang semakin meriah dan menghibur pun dimulai: lomba mendandani para bapak. Sengaja para bapak “dikerjain” dan menjadi korban. Ada yang senang didandani, ada juga yang malu-malu. Dimulai dengan berbaris dengan urutan anak, para ibu yang turut serta; bapak-bapak didandani dengan perkakas rumah tangga bersama atributnya; baju daster, boneka, wig, alat masak, tas tante, topi, bahkan dot bayi. Semua yang hadir terpingkal-pingkal tatkala para bapak yang sudah penuh dengan dandanan diminta berjalan ala model. Tak bisa dilukiskan suasana saat itu karena keceriaan persaudaraan yang kami rasakan.
Tak terasa waktu pun cepat berlalu. Menjelang sore hari, acara ditutup dengan doa ucapan syukur serta perjamuan kasih. Syukur kepada Allah, acara ini dapat berjalan dengan baik tentunya berkat dukungan dan partisipasi dari warga St. Fidelia. Matur thank you untuk Pak Paulus dan Ibu Rista, selaku motivator dan semua panitia. GBU. (Erick-Andy/St. Fidelia)