Peribahasa Melayu lama berkata: “Datang tampak muka, pergi tampak punggung.” Itulah saya kini. Datang baik-baik, pergi pun baik-baik. Seperti syair sebuah lagu: semua baik. Tiga madya warsa saya ada di Paroki St. Martinus. Tiga tahun dan enam bulan. Tak lama, namun bukan sebentar.
Waktu sekian telah terisi dengan aneka peristiwa dan kejadian, niat dan tindakan, sukacita dan kesedihan, tak kurang kerukunan dan pertengkaran.
Masa 42 bulan itu mendidik saya dalam hidup dan karya pelayanan. Saya: Bayu & Romo Bayu (Robay). Bedakah? Beda! Sekaligus sama.
Saya ini seorang pribadi: Bayu. Saya juga seorang imam: Robay.
Dua yang beda, namun satu yang sama.
Kadang keduanya menyatu, kadang terpaut jarak.
Inilah saya, yang dikirim Tuhan ke paroki ini. Untuk apa? Mendewasakan iman. Iman siapa? Imanku dan semua umat Tuhan.
Ya ya ya, mendewasakan iman, itulah kita. Maka, terima kasih karena boleh menjadi bagian dari keluarga Allah di paroki ini.
Pasti ada salahku, doakanlah agar tak salah lagi yang sama.
Sebagai pribadi pasti saya punya luput. Pasti juga ada kebaikanku, ambillah, jadikan bagian dirimu agar makin beriman engkau.
Sebagai imam pasti saya punya kebaikan.
Saya pamit, pergi dari paroki ini, bukan karena benci, bukan pula karena rugi. Saya pergi karena tugas lain menanti. Jika ada sumur di ladang, boleh kita menumpang minum. Jika ada umur yang panjang, mari kita selalu tersenyum. Syalom aleikhem.
+ Robay