Hari Minggu Biasa XIX – Minggu, 09 Agustus 2015
BcE. 1Raj. 19: 4-8; Mzm. 34: 2-3, 4-5, 6-7, 8-9; Ef. 4: 30-5:2; Yoh. 6: 41-51
Sebagian suku bangsa di dunia ini mengkonsumsi roti sebagai makanan utama. Itu berarti roti menjadi sumber energi utama bagi mereka dalam kehidupannya. Artinya, mengkonsumsi roti adalah sebuah kewajiban demi mempertahankan hidup ini.
Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari Minggu ini membawa kita dalam permenungan tentang “roti”. Dalam bacaan pertama (1Raj. 19: 4-8), roti yang dimakan oleh nabi Elia yang sedang kelaparan adalah roti yang mengenyangkan secara jasmani. Sedangkan dalam bacaan Injil (Yoh. 6: 41-51) yang dimaksudkan oleh Yesus dengan “Roti Hidup” adalah santapan dalam pengertian rohani yakni diri-Nya sendiri, “Barang siapa yang makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya”. Meskipun memiliki sisi penekanan yang berbeda, namun pada intinya kedua bacaan ini menegaskan bahwa fungsi dari roti (baik jasmani maupun rohani) di sini adalah untuk membawa kehidupan bagi yang menyantapnya.
Sebagai Sang “Roti Hidup”, Yesus senantiasa mengundang kita semua yang “kelaparan” untuk datang kepada-Nya supaya kita dikenyangkan. Bagaimana kita dapat bertemu dan menyantap ‘Roti Hidup’ itu supaya kita bisa memperoleh hidup yang kekal? Pertama, dengan membaca, merenungkan, dan mempraktekkan firman Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kedua, dengan menghadiri perayaan Ekaristi setiap hari Minggu di gereja. Di sana kita akan bertemu dengan Yesus, Sang “Roti Hidup” yang hadir dalam rupa “roti/hosti kudus” yang kita santap. Dengan menyantap “Roti Hidup” itu, kita dibebaskan dari segala bentuk “kelaparan duniawi” serta dimampukan untuk mempertahankan hidup kita dari segala macam godaan duniawi karena Yesus sendiri yang tinggal dan hidup dalam hati kita. Dengan demikian, kualitas hidup dan iman kita bertambah sehingga pada akhirnya kita memperoleh hidup yang kekal. Selamat merenungkan! (Carlos/St. Aloysius Gonzaga)