Yesuslah Roti Hidup yang turun dari Surga. la yang telah mengurbankan diri-Nya, menderita sengsara sampai wafat dan bangkit, agar manusia mendapatkan kehidupan kekal. Melalui pengajaran-Nya, la sudah menyampaikan pesan tentang pentingnya Ekaristi secara teratur, karena itulah makanan yang membuat rohani kita kuat dan sehat. Oleh karenanya, penting untuk memahami arti Ekaristi, sehingga semakin mencintainya sebagai sumber kekuatan yang menyehatkan jiwa dan iman.
Yesus memberikan Diri-Nya Sendiri kepada kita sebagai makanan dan minuman
Yesus memberikan Diri-Nya Sendiri dalam Ekaristi sebagai santapan rohani oleh karena Ia mengasihi kita. Jiwa dan rohani kita dipelihara serta diperdalam melalui keikutsertaan kita dalam Sakramen Ekaristi. Dengan menyantap Tubuh dan meminum Darah Kristus dalam Ekaristi, kita dipersatukan dengan pribadi Kristus melalui kemanusiaan-Nya. “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.” (Yoh. 6 : 56). Dengan dipersatukan dengan kemanusiaan Kristus, pada saat yang sama kita juga dipersatukan dengan ke-Allahan-Nya. Tubuh kita yang fana serta dapat rusak, diubah dengan dipersatukan pada sumber kehidupan.
Yesus memberikan kelimpahan rahmat-Nya
Dosa-dosa kita menyebabkan tidak mungkin bagi kita untuk ikut serta dalam kehidupan Ilahi. Yesus Kristus diutus untuk menghancurkan penghalang ini. Wafat-Nya adalah kurban silih bagi dosa-dosa kita. Kristus adalah “Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yoh. 1:29). Lewat wafat dan kebangkitan-Nya, la mengalahkan dosa dan maut serta memulihkan hubungan kita dengan Tuhan. Ekaristi merupakan kenangan akan kurban ini. Gereja berkumpul untuk mengenang serta menghadirkan kembali kurban Kristus yang kita rayakan lewat pelayanan imam dan kuasa Roh Kudus. Melalui Perayaan Ekaristi, kita dipersatukan dengan kurban Kristus dan menerima rahmat berlimpah yang tak ha bis-habisnya.
Yesus memberikan kesembuhan
Ekaristi Kudus yang kita rayakan bukan hanya menjadi makanan dan minuman yang menyehatkan jiwa dan iman kita. Lebih dari itu, Ekaristi Kudus yang kita rayakan juga menjadi wujud kehadiran Kristus yang menyembuhkan. “Ya Tuhan, aku tidak pantas. Tetapi bersabdalah saja maka aku akan sembuh’. Ungkapan ini mengingatkan kita akan daya Ekaristi Kudus yang sungguh luar biasa. Kesembuhan yang utama tentu bukan kesembuhan lisik, tetapi adalah kesembuhan Jiwa dan iman. Daya penyembuhan dalam Perayaan Ekaristi sudah dimulai dari awal Perayaan Ekaristi. Lewat seruan Tobat, kita diajak untuk membuka batin dan hati kita akan Tuhan. Menyadari kelemahan dan kerapuhan kita. Sabda Tuhan yang kita dengarkan dalam Perayaan Ekaristi mempunyai daya yang luar biasa untuk mengubah hidup manusia.
Daya penyembuhan dalam Perayaan Ekaristi memuncak saat liturgi Ekaristi dan Komuni. Dalam liturgi Ekaristi dan Komuni. kita dipersatukan dengan Tuhan. Persatuan ini hanya mungkin terjadi saat kita menyambut dengan tangan terbuka dan hati terbuka. Yesus hadir menyembuhkan kita bukan hanya dengan sapaan dan kata, tetapi dengan kehadiran fisik-Nya yang menyembuhkan, lewat Tubuh dan Darah-Nya yang kita santap. Tubuh Kristus yang kita santap masuk dalam tiap relung tubuh kita yang memberikan kesembuhan jiwa dan iman.
Makanan dan minuman yang mendatangkan kesehatan, saat makanan itu dicuci dengan bersih dan dimasak dengan tepat. Obat menjadi manjur saat diminium dalam dosis yang tepat. Demikian juga Ekaristi menjadi berkat dan rahmat yang menyehatkan jiwa dan iman, saat dicuci dengan bersih dan dimasak dengan tepat yaitu dengan keterbukaan dan hati untuk menerima Kristus sendiri yang hadir.
R.D Leonardus Bambang G.S