Perhatikan iklan-iklan di televisi. Setiap hari kita disuguhi beraneka macam makanan visual tentang bagaimana rambut yang bagus, kulit yang sehat, tubuh yang ideal, makanan yang bergizi, serta beragai macam tren yang diciptakan oleh produsen untuk menggiring kita pada konsep ideal. Dalam satu masa, iklan jenis produk yang serupa akan mengusung satu tema tren dengan berbagai kemasan yang menarik.
Kita ambil contoh. Iklan rambut yang bagus adalah rambut yang terurai lurus panjang, sehingga pada satu masa membuat semua produsen memproduksi satu produk shampoo menjanjikan rambut lurus dan mudah untuk diatur. Iklan pelangsing tubuh mengusung tema tubuh yang tinggi dan ramping sehingga pada satu masa semua produsen memproduksi pelangsing tubuh yang menjanjikan tubuh yang tinggi dan ramping. Sadarkah kita bahwa sehari-hari kita disuguhi sebuah konsep ideal berdasarkan tren yang diciptakan oleh produsen sebuah produk untuk menggiring konsumen pada kebutuhan akan produk yang mereka produksi?
Setiap tren yang diciptakan akan membentuk pola masyarakat untuk membentuk konsep ideal beradasarkan tren pada masa tersebut. Orang-orang yang merasa dirinya tidak serupa dengan konsep ideal tersebut akan berusaha untuk mendapatkan gambaran diri yang seruap dengan konsep ideal tersebut dengan berbagai cara. Subjektivitas dalam membuat penilaian diri akan membuat seseorang mengalami gangguan pada gambaran dirinya.
Kalau kita kembali pada konsep tren tentang rambut yang ideal adalah rambut yang lurus dan panjang, maka secara subjektif manusia membandingkan dirinya dengan figur ideal yang memiliki rambut lurus dan panjang. Sebutlah tren tubuh Barbie dimana tubuh yang ideal adalah tubuh yang tinggi, kurus dan kaki jenjang. Klinik untuk menguruskan tubuh, obat-obatan pelangsung, dan pusat kebugaran ramai dikunjungi tidak hanya oleh mereka yang memang gemuk tapi juga oleh mereka yang kurus namun menilai tubuhnya belum serupa dengan gambaran ideal yang diyakininya.
Subjektivitas dalam membuat penilaian terhadap diri ideal dapat menyebabkan kecemasan dalam diri seseorang. Kecemasan dapat menyebabkan seseorang mengambil tindakan yang tidak disadarinya dengan tujuan mengatasi kecemasannya. Seseorang yang cemas akan bentuk tubuhnya (sekalipun tubuhnya sudah kurus) akan mencegah makanan masuk ke dalam tubuhnya. Dalam kadar normal, seseorang akan mengatur jumlah asupan makanan dalam tubuhnya sehingga tidak berlebihan namun sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Secara tidak disadari kita memang dibombardir oleh ukuran ideal yang dibangun oleh tren produk. Kita didorong untuk secara subjektif membangun konsep ideal diri kita sebagaimana tren yang berkembang. Maka kita perlu menggali diri secara objektif tentang apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan diri yang kita miliki. Mengubah apa yang bisa kita ubah dan menerima apa yang tidak dapat kita ubah.
(Rani/St. Yakobus)