Umat pilihan harus menjadi kudus karena Tuhan yang memilih mereka, kudus. Tuhan yang kudus memilih dan mengundang umat-Nya untuk bertemu dengan Dia; untuk berhadapan dari muka ke muka dengan Dia. Masalahnya, hanya orang yang murni hati dan bersih tangannya yang dapat mendaki Gunung Tuhan (bdk. Mzm. 24:34). Hanya mereka yang tidak najis yang boleh menghadap Tuhan. Secara lahiriah, orang yang najis tidak boleh masuk ke Bait Allah atau mengikuti peribadatan di Bait Allah. Larangan ini baru dicabut setelah syarat-syarat tertentu dipenuhi (bdk. Im. 14:19). Dalam kasus-kasus tertentu orang najis dikucilkan (bdk. im. 13:46) atau bahkan dihukum mati (bdk. Im. 7:21).
Hal itulah yang kita jadikan dasar tema buletin bulan ini. Setiap manusia bisa dikatakan kudus memang bukan hanya dilihat dari apa yang dikonsumsi setiap harinya (makanan dan minuman), melainkan lebih mendalam lagi: mengenai hati yang kudus di hadapan Allah. Makanan dan minuman yang sehat membantu menjadikan manusia pilihan Allah tetap menjaga kekudusan tersebut, dengan menjadikan dirinya selalu terjaga dengan baik. Kesehatan dapat membantu manusia untuk menjadikan dirinya di hadapan Allah, selalu berjuang untuk menjadi kudus. Setiap pribadi yang sehat secara jasmani lebih “dipermudah” untuk sehat pula secara rohani.
Maka, tema bulan ini menjadi sangat penting untuk kita perhatikan secara lebih seksama dan bijaksana. Apa pun yang kita konsumsi akan selalu menjadi bagian dalam tubuh kita sebagai seorang beriman yang dipanggil oleh Allah. Tubuh kita dibangun dari makanan dan minuman yang kita komsumsi setiap harinya. Senantiasa ada saja jaringan-jaringan tubuh yang rusak; setiap gerakan dari organ mencakup pemakaian bahan, dan pemakaian ini dipulihkan dengan makanan kita. Setiap organ tubuh memerlukan bagiannya dari gizi makanan dan minuman. Otak harus diisi dengan porsinya: tulang, otot, dan urat saraf menuntut bagian mereka. Adalah suatu proses menakjubkan yang mengubah makanan menjadi darah dan menggunakan darah ini untuk membangun berbagai bagian tubuh; proses yang berlangsung terus, mengisi setiap saraf, otot dan jaringan dengan unsur kehidupan dan kekuatan.
Pola makan dan makanan yang sehat sangat dibutuhkan oleh manusia. Supaya tidak menimbulkan berbagai macam penyakit, manusia harus benar-benar memperhatikan pola makan serta minum yang sehat dan apa saja yang dikomsumsinya.
Refleksi Paulus atas penegasan soal makanan dan minuman berpuncak dalam Rm. 14 dan Kol. 2. Surat Paulus kepada umat di Roma merupakan surat Paulus yang paling jelas menunjukan teologinya. Ia memang ingin menegaskan posisi teologinya kepada jemaat Kristen di Roma sebelum ia sendiri berkarya di situ. Sementara surat Kolose ditulisnya di penjara di Roma menjelang akhir hidupnya, saat teologinya telah mencapai kematangan. Dalam surat ROma, Paulus menegaskan, “Aku tahu dan yakin dalam Tuhan Yesus, bahwa tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri. Hany bagi orang yang beranggapan, bahwa sesuatu adalahnajis, bagi orang itulah sesuatu itu najis” (Rm. 14:14).
Dengan demikian, Paulus mengatakan banwa kenajisan itu soal keyakinan masing-masing. Tidak perlu diperdebatkan. Jangan kita slbuk soal makanan dan minuman, padahal “Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita olen Roh Kudus” (Rm.14:17). Memang, kalau orang la?n tidak senang kita makan makanan yang mereka anggap haram, tidak perlu kita makan dl hadapan mereka.
Semoga tema bulan ini menjadi langkah baik untuk kita melihat kembali hidup dari makanan dan minuman yang kita konsumsi setiap harinya. Sesuatu yang baik awalnya semoga tetap menjadi baik pada akhirnya; sama seperti kita kudus di hadapan Allah dan akan selalu menjadi kudus pada akhirnya. Tuhan memberkati.
(AROGAN -Aa Romo Gandhi)