Mungkin benar kalau dikatakan bahwa kualitas hidup kita banyak ditentukan oleh sejauh mana kedalaman hidup itu kita alami secara nyata dalam realitas harian kita: sejauh mana nilai, keutamaan, dan juga kemanusiaan kita sungguh kita sadari sebagai sebuah bagian yang tak terpisahkan dari hidup. Persoalannya adalah bahwa rutinitas hidup, kesibukan, dan dinamika relasi hidup kita terkadang menumpulkan kepekaan kita akan hal-hal ini. Sisi spiritualitas semakin terpinggirkan sebagai sisi ritual dan kebiasaan belaka. Di sisi lain, banyak orang sekarang ini semakin merindukan kedalaman-kedalaman hidup, mencari nilai hidup, dan kebahagiaan sejati, tetapi tidak tahu bagaimana harus mencarinya.
Ketika hidup harus memilih, mungkin saat itu akan terasa sulit. Tapi hidup adalah pilihan. Apa pun pilihan hidup kita, pilihan itu akan membawa dampak yang sangat besar di masa depan kita nanti. Ketika hidup harus memilih, kita harus berani untuk mengambil pilihan itu, betapa pun berat dan sulitnya. Sejak kecil, langsung atau tidak langsung kita telah belajar atau diajarkan untuk memilih. Pilihan kita di saat kecil, mungkin akan memberikan senyuman saat ini, ketika kita mengingatnya kembali. Pilihan yang begitu sederhana, saat itu cukup sulit juga untuk dipilih. Menginjak dewasa, semakin banyak pilihan dalam hidup yang harus kita pilih. Memilih untuk melanjutkan belajar di sekolah/kampus, memilih untuk belajar di sekolah biasa atau berasrama. Memilih bekerja atau menjadi wirausahawan. Dan berbagai macam pilihan-pilihan lainnya.
Hidup memang tidak dapat lepas dari pilihan-pilihan yang harus kita pilih dengan segala resiko yang harus kita hadapi. Apa pun bentuknya pilihan-pilihan itu, seberapa besar pun resiko atas pilihan tersebut, kita harus memberanikan diri untuk mengambilnya. Semakin dewasa, pilihan-pilihan dalam hidup akan semakin sulit dan beragam. Memilih melanjutkan sekolah atau bekerja, memilih pasangan hidup, menjadi contoh sedemikian banyaknya pilihan dalam hidup yang harus kita pilih.
Kadang kala karena banyaknya pilihan atas tawaran dunia, membuat diri kita menjadi binging ketika harus membuat keputusan. Mana yang terbaik yang akan kita ambil di antara pilihan yang ada. Terkadang pilihan yang kita buat, baik menurut kita namun tidak baik menurut orang lain, demikian pula sebaliknya. Namun demikian, selama kita hidup, kita tidak akan dapat melepaskan pilihan-pilihan dalam hidup karena dalam perjalanan hidup yang dinamis ini, setiap apa yang kita lakukan, langsung atau tidak langsung akan membuat kita harus menentukan pilihan.
Dibutuhkan cara untuk membantu seseorang memilih atas begitu banyak tawaran. Menurut St. Ignatius, ada 3 langkah yang dapat membantu seseorang membedakan pilihannya benar atau tidak. Secara singkat ketiga langkah itu dapat dijelaskan demikian: MENJADI SADAR adalah usaha untuk mencatat apa yang terjadi dalam pengalaman rohani kita, apa yang secara rohani bergerak dalam hati dan pikiran kita. MEMAHAMI adalah refleksi atas gerakan-gerakan yang sudah kita sadari, yang memungkinkan kita mengenali mana dari gerakan-gerakan itu yang berasal dari Allah dan mana yang tidak. MENGAMBIL TINDAKAN adalah untuk menerima dan menghidupi gerakan yang kita kenali berasal dari Allah dan untuk membuang dari kehidupan kita gerakan yang tidak berasal dari Allah.