Paroki Santo Martinus mengadakan pembekalan Dewan Pastoral Paroki masa bakti 2016-2019, pada hari Jumat-Minggu, 10 – 12 Juni 2016 di Talita Mountain Resort, Puncak, Bogor. Kegiatan dibuka dengan ‘hiking’ bersama, menuju tempat beristirahat para peserta (± 90 orang): anggota DPP 2013-2016, dan 2016-2019.
Sesi pertama diisi dengan pemaparan dari Romo Sahid. Beliau menyampaikan fokus Gereja St. Martinus sesuai dengan fokus Keuskupan Bandung, yaitu tahun keluarga dengan tema “Keluarga Katolik Sehati Sejiwa Berbagi Suka Cita”. Romo Sahid mengharapkan, dengan pembekalan, DPP yang baru dapat mengarahkan visi-misi tahun keluarga di wilayah Paroki St. Martinus. Beliau juga mengingatkan tugas utama Gereja adalah untuk melahirkan orang-orang Kristiani yang sungguh menjadi berkat untuk masyarakat. Sesi pertama ditutup dengan menyanyikan yel-yel DPP Santo Martinus.
Usai makan malam, acara berlanjut dengan pembahasan pentingnya visi dan misi DPP Santo Martinus 2016-2019 oleh Romo Bambang, what do we want to become. Romo Bambang menyampaikan 3 fokus tahunan dalam tema besar Keluarga Katolik yaitu, “Keluarga Menghadirkan Belas Kasih Allah” (2016), “Keluarga Bersekutu dalam Gereja” (2017), dan “Keluarga Saling Berbagi” (2018). Setelah itu Romo menekankan dan mengingatkan semangat pelayanan DPP Santo Martinus agar selalu siap dalam saling melayani, saling mengusap, dan mau menjadi pelindung dan kekuatan satu sama lain. Diharapkan, fokus Pastoral dapat dilaksanakan dan tercipta secara menyeluruh, sesuai dengan kebutuhan Paroki kita. Kegiatan hari ini dilengkapi dengan ibadat completorium yang dibawakan oleh Romo Gandhi, sebelum para peserta beristirahat malam.
Hari kedua dimulai dengan Perayaan Ekaristi pagi pada pukul 06.30 WIB. Kegiatan dilanjutkan dengan sarapan dan persiapan dinamika kelompok. Peserta dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang dibentuk dengan cara menyenandungkan beberapa lagu. Setelah berfoto bersama di areal permainan, dinamika kelompok pun di mulai.
Ada tiga permainan yaitu: Mastermind, Swiper Boom, BBN (Bisu, Buta, Normal). Semuanya mengajak para anggota dewan untuk belajar menyelesaikan permasalahan yang akan ditemui dalam pelayanan secara utuh, sehati, sejiwa, berbagi sukacita. Permainan Mastermind dilakukan dengan cara mencocokkan posisi dan warna dalam 11 kali percobaan, membentuk pola yang sama dengan yang telah ditentukan oleh panitia. Permainan Swiper Boom mencocokkan angka dari kartu-kartu yang telah dibuka tapi ditutup kembali, di mana ada kartu yang bertuliskan BOOM. Peserta dari kelompok yang tanpa sengaja memilih kartu tersebut, wajahnya akan dicoret dengan menggunakan lipstik. Buta, Bisu, Normal merupakan permainan penyampaian pesan dari yang bisu dengan menggunakan gerak tubuh kepada yang normal, diteruskan kepada yang buta dengan berbagai arahan.
Setelah bersukacita bersama dalam aneka permainan bermakna, para peserta beristirahat untuk melepas lelah dan makan siang… Kegiatan malam hari berupa sharing per bidang, antara pengurus DPP periode 2013-2016 dengan calon pengurus. Dalam kegiatan ini para peserta mencari keprihatinan apa yang dirasakan sebagai umat St. Martinus, keprihatinan dalam bidang yang digeluti, serta harapan apa yang diimpikan untuk diwujudkan. Malam kedua pun ditutup dengan completarium. Badan yang lelah tak menyurutkan semangat untuk tetap berbagi keceriaan. Hingga jelang pukul 1 malam, masih terdengar café ala OMK, bernyanyi bersama aneka lagu, mulai lagu jadul hingga lagu ‘kekinian’.
Hari ketiga diawali dengan menyimpulkan hasil diskusi per bidang. Hasil ini kemudian dirangkum, menjadi gambaran yang merujuk pada usulan visi DPP Paroki Santo Martinus yaitu, “Menjadikan Umat St. Martinus yang Dewasa dalam Iman, Sehati Sejiwa Berbagi Suka Cita.” Jika iman umat sudah dewasa, maka rasa memiliki mereka akan Gereja ini akan muncul, kaderisasi akan berjalan dengan sendirinya. Iman umat akan berbuah dan mereka dapat berbagi sukacita satu dengan yang lainnya.
Misa siang akhirnya menutup pertemuan 2 hari 2 malam. Romo Bambang dalam homilinya berharap, semoga para pengurus DPP menyadari bahwa aku dipilih untuk menjadi pengurus karena dicintai dan dikasihi Tuhan. Hendaknya kita menjadi seperti wanita berdosa dalam Injil hari itu, yang memiliki kerinduan dan ketulusan untuk mempersembahkan hidup dan untuk menjumpai Yesus. Kerinduan itu menyebabkan ia tidak surut langkah walau menemui kesulitan dan tantangan. Itu dapat terjadi ketika kita dapat merendahkan hati di hadapan Tuhan. Bukan karena keagungan dan kehebatan kita, tapi karena kasih Tuhan yang memanggil aku, Dia yang akan menyempurnakan segalanya.
Para peserta kemudian menyempatkan diri untuk mengunjungi Cikanyere dengan menggunakan angkutan kota, berdoa sejenak, dan lanjut pulang ke Bandung. Kebersamaan sangat terasa. Sepanjang perjalanan, seolah tak capai, mereka bernyanyi bersama. Di sebuah rumah makan, tempat mereka makan malam, panggung penyanyi seolah menjadi milik pengurus DPP. Rm. Gandhi adalah penyanyinya, sementara “Frater” Gerald, gitarisnya…, dengan backing vocal para pengurus DPP.
Semoga kebersamaan ini merupakan satu langkah awal yang baik. Dan dapat diteruskan sepanjang masa kepengurusan ini. Tuhan memberkati setiap langkah dan rencana baik kita.