Sebagai doa damai,Rosario selalu dan akan selalu menjadi doa keluarga dan doa untuk keluarga. Ada saatnya dulu, bahwa doa ini menjadi doa kesayangan keluarga, dan doa ini yang membawa setiap anggota keluarga menjadi dekat satu sama lain. Kita perlu kembali kepada kebiasaan doa keluarga, bersama berdoa untuk keluarga-keluarga. Keluarga yang berdoa bersama, akan tetap tinggal bersama. Para anggota keluarga, dengan mengarahkan pandangan pada Yesus juga akan mampu memandang satu sama lain dengan mata kasih, siap untuk berbagi, untuk saling mendukung, saling mengampuni, dan melihat perjanjian kasih mereka diperbaharui oleh Roh Allah sendiri. “(Rosarium Virginis Mariae, 41, Paus Yohanes Paulus II).
Ungkapan Paus Yohanes Paulus II ini mengingatkan kembali kepada keluarga-keluarga Kristiani akan peranan Doa Rosario dalam keluarga. Apakah dalam keluarga kita tradisi dan kebiasaan berdoa Rosario bersama ini masih dilakukan? Adalah sebuah tanda Tanya besar. Kebiasaan berdoa bersama dalam keluarga dalam jaman ini menjadi sesuatu yang langka, apalagi berdoa Rosario bersama. Paus Yohanes Paulus II mengingatkan kepada kita, keluarga-keluarga Kristiani, betapa besar rahmat dan karunianya.
Doa Rosario adalah doa sederhana yang sarat akan makna dan setiap anggota keluarga mampu mendaraskannya karena terdiri dari doa-doa yang umum dikenal semua umat Katolik, yaitu doa Aku Percaya, Kemuliaan, Bapa Kami, dan Salam Maria. Di dalam kesederhanaan inilah terletak kedalaman maknanya, karena bagian utama dari Doa Rosario adalah permenungan peristiwa hidup Yesus sejak awal penjelmaan-Nya dalam rahim Bunda Maria, karya-karya-Nya, sampai dengan wafat, kebangkitan, dankenaikan-Nya kesurga. Sedang doa Salam Maria yang melatar belakangi perenungan tersebut, adalah doa yang Alkitabiah (lih. Luk.1 :28, 42, 43). Doa Rosario besar kuasanya, karena melibatkan pengantaraan doa Bunda Maria, seorang yang telah dibenarkan Allah di surge (lih.Yak.5:16). Melalui doa Rosario kita sebagai keluarga, berdoa bersama Bunda Maria, Bunda Keluarga Kudus, dan memohon agar Ia menghantar doa-doa kita kepada Tuhan Yesus.
Dengan merenungkan peristiwa hidup Yesus dalam doa Rosario (Peristiwa Gembira, Terang, Sedih, Mulia), kita dibawa kepada penghayatan yang lebih mendalam tentang misteri keselamatan. Kita memandang Kristus, sebagaimana Bunda Maria memandang-Nya. Kita memandang-Nya dengan pandangan bertanya (lih.Luk.2:48); pandangan penuh iman akan campur tangan-Nya (lih.Yoh.2:5); pandangan duka cita di kaki salib-Nya, dan kesediaan untuk menerima Bunda Maria sebagai ibu bagi kita (lih.Yoh.19:25-27); pandangan suka cita pada saat kebangkitan-Nya dan saat menerima Roh Kudus (lih.Kis.1:14). Dengan ini, kita mengenang Kristus dan karya penebusan-Nya bagi manusia. Buah kenangan akan Kristus, Sang Raja Damai, adalah “damai sejahtera kita” (Ef.2:14). Karena itu, doa Rosario secara kodrati adalah doa damai. Disebut sebagai doa damai, karena doa Rosario menghasilkan buah-buah kasih.
Karena doa Rosario membuahkan damai dan kasih, maka doa Rosario menjadi doa yang penting dalam keluarga dan Gereja. Keluarga yang mendoakan doa Rosario akan bertumbuh dalam kasih kepada Kristus, dan karenanya persatuan kasih mereka diteguhkan dan senantiasa diperbaharui. Demikian pula doa Rosario merupakan doa yang membangun kesatuan umat didalam Gereja, sebab pusat permenungan dalam doa tersebut adalah Kristus, yang adalah Sang Kepala Gereja.