Hari Minggu Biasa XXXII
06 November 2016
BcE.2Mak.7:1–2,9–14;2Tes.2:16–3:5;Luk.20:27–38(Luk.20:27.34–38)
Bacaan-bacaan Kitab Suci hari Minggu ini membawa kita ke dalam permenungan, “Adakah kaitan antara iman dengan kebangkitan pada akhir zaman?”
Makabe dalam suratnya yang kedua, menceritakan tentang tujuh orang bersaudara beserta ibunya yang rela mengurbankan nyawa demi mempertahankan iman. Apa yang membuat mereka berani mempertaruhkan nyawanya? Apakah kematian mereka termasuk dalam kematian yang sia-sia ataukah kematian yang suci?
Lukas dalam bacaan Injil (Luk.20:27–38), mencoba memberikan jawaban atas pertanyaan: “Adakah kaitan antara iman dan kebangkitan pada akhir zaman?” Lukas menceritakan tentang sekelompok orang Saduki yang bertanya kepada Yesus perihal kehidupan setelah kematian. Pertanyaan yang pertama-tama bukanlah dimaksudkan untuk mencari jawaban, tetapi jebakan untuk mencari-cari kesalahan Yesus. Mereka mengajukan sebuah, dimana mereka berpikir dapat memaksa Yesus untuk meninggalkan ajaran tentang kebangkitan atau memaksa Yesus untuk menyetujui poliandri yang dianggap sebagai tindakan asusila.
Namun Yesus adalah Putera Allah yang maha mengetahui. Melalui pertanyaan itu, Yesus memiliki kesempatan untuk memberikan pencerahan kepada mereka perihal kehidupan setelah kematian. Menurut Yesus, suami berturut-turuta dalah suatu problem hanya bagi kaum Saduki karena mereka tidak memahami sepenuhnya makna dari kebangkitan. Bahwa kebangkitan dan hidup saat ini adalah dua hal yang berbeda. Setelah bangkit, orang akan hidup secara mandiri; tidak ada lagi hubungan kawin dan dikawinkan seperti di dunia ini; semua orang hidup seperti malaikat.
Dari jawaban Yesus ini, kita dapat menyimpulkan bahwa, “antara iman dan kebangkitan ada kaitannya”. Bahwa kebangkitan hanya akan dialami oleh mereka yang memiliki iman akan Yesus Kristus. Maka, tunggu apa lagi? Ingin mengalami kebangkitan…? Jawabannya: ber-IMAN-lah! (Carlos/St.AloysiusGonzaga)