“Dalamnya hatiku jadikanlah selalu senang terus.. oh Yesus berikanlah hatiku.. sukacita oh sukacita”.
Inilah sebuah lirik lagu yang dinyanyikan saat acara wisata warga lingkungan St. Fidelia. Pelantikan pengurus lingkungan St. Fidelia, memang baru saja terlaksana. Namun kerinduan warga untuk dapat berkumpul di alam terbuka supaya semakin solid, menjalin kedekatan antara pengurus serta warga ini sudah berlangsung lama.
Hari itu Minggu, 28 September 2016 warga lingkungan sudah berkumpul di depan lobi kolam renang tepat pukul 06.00 pagi. Tampak anak-anak, papi-mami, opa-oma yang sangat antusias mengikuti acara ini. Dinginnya udara bukan jadi penghalang bagi mereka untuk berangkat ke Situ Patenggang, Ciwidey. Setelah memanaskan mesin mobil beberapa menit, rombongan pun segera tancap gas ke tempat tujuan.
Pemandangan indah hasil karya Tuhan pun sangat mereka rasakan ketika kendaraan yang mereka tumpangi meliuk di area kebun teh Rancabali. Tak menyia-nyiakan waktu dan kesempatan, para peserta pun turun sejenak untuk “selfie”. Setelah melewati turunan jalan ke kanan, tampaklah danau di balik sebuah bukit dan pepohonan.
Sesampainya di sana, mereka bergegas menuju saung atau rumah bilik. Puji Tuhan! Letaknya berada tepat di depan danau. Udara segar, pohon rindang, menjadi nuansa menyenangkan hari itu. Acara pun dimulai dengan doa, lagu-lagu, kata sambutan dari ketua lingkungan yang baru terpilih yaitu Pak Paulus, serta kata sambutan dari beberapa warga. Selain itu beberapa games atau permainan pun telah disusun oleh seksi acara guna memeriahkan acara saat itu. Tujuannya: supaya warga semakin kompak.
Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu, yaitu makan bersama alias botram pun tiba. Di dalam saung yang beralaskan tikar serta hujan gerimis yang mengguyur, rasa lapar setelah bermain di lapang terbuka akhirnya terpuaskan. Syukur kepada Allah! Sejumlah makanan enak memang telah disiapkan oleh ibu-ibu rumah tangga St. Fidelia. Ada nasi timbel, ayam, ikan goreng, sambel bledos super pedas, lalab, gado-gado, tahu, tempe juga perkedel jagung, serta “ati maung” alias jengkol pun ada. Tak tanggung-tanggung, hidangan cuci mulut yaitu rujak buah menjadi pelengkap. Terima kasih Bapa Surgawi!
Setelah makan siang, acara berlanjut dengan menaiki perahu. Mereka menyebrang danau menuju rumah makan berbentuk kapal pesiar juga batu cinta yang berada di tengah pulau. Setengah jam berlayar, rasa penasaran akhirnya terobati. Setelah foto bersama, tak terasa waktu telah menunjukan pukul 15.00. Akhirnya: dia syukur, ramah tamah, serta ucapan terima kasih! Mereka pun pulang dan selamat sampai di rumah masing-masing.
Terima kasih untuk semua yang telah berpartisipasi. Tuhan Yesus memberkati kita semua, amin.