Bapa Kami merupakan doa yang diajarkan Yesus untuk didoakan para murid-Nya. Matius dan Lukas berbicara jelas mengenai hal ini. Matius menggambarkan Khotbah di Bukit dalam konteks kemuridan (Matius 5:1) dan Lukas memberitahu kita bahwa Yesus mengajarkan doa ini sebagai jawaban dari permintaan salah satu murid-Nya (Lukas 11:1).
Bagian pertama doa ini berisi permohonan. Jika mau teliti, kita dapat menemukan adanya urutan permohonan dalam doa Bapa Kami: tiga permohonan pertama berhubungan dengan Allah dan kemuliaan-Nya, sedangkan tiga permohonan berikutnya berhubungan dengan kebutuhan dan keperluan kita. Tempat yang paling utama diberikan kepada Allah, setelahnya, dan hanya setelahnya, kita dapat mengingat diri kita sendiri, kebutuhan dan keinginan kita. Hanya ketika kita memberikan tempat yang pantas bagi Allah, segala hal yang lain akan menjadi baik adanya. Doa seharusnya bukan menjadi usaha kita membelokkan kehendak Allah untuk menuruti kemauan kita; sebaliknya doa harus selalu menjadi usaha untuk menyerahkan segala kehendak kita pada kehendak
Allah.
Bagian kedua dari doa Bapa Kami berhubungan dengan kebutuhan dan keperluan kita. Kebutuhan manusia yang mana? Tiga kebutuhan esensial manusia, yang dibutuhkan manusia dalam tiga lingkup waktu kehidupan manusia. Pertama, yang kita mohon adalah roti, yang kita perlukan untuk memelihara hidup kita dan dengan demikian membawa kebutuhan kita saat ini ke takhta Allah. Kedua, doa ini mengajak kita untuk memohon pengampunan, dengan demikian membawa masa lalu kita ke hadirat Allah.
Ketiga, yang kita mohon adalah bantuan saat kita dalam pencobaan, dan dengan demikian menyerahkan masa depan kita ke dalam tangan Allah. Melalui tiga permohonan pendek tersebut, kita diajarkan untuk meletakkan masa kini, masa lalu, dan masa depan kita di bawah telapak kaki rahmat Allah. Dari bagian-bagian Doa Bapa Kami ini, sudahkah menjadi jiwa dan semangat dalam keluarga kita? Bagian pertama mengingatkan kita, untuk menjadi keluarga yang memuliakan Tuhan; menghadirkan Kerajaan Allah dalam keluarga, dan menjadi keluarga yang tekun mencari kehendak Allah, yaitu menjadikan keluarga sebagai rumah doa. Tempat setiap anggota keluarga memuji dan memuliakan Tuhan.
Membangun kebiasaan doa bersama, pergi ke Gereja bersama sebagai satu anggota keluarga, dan menyadari bahwa dipersatukan dalam sebuah keluarga sebagai kehendak Allah untuk saling berbagi cinta kasih satu dengan yang lain. Bagian kedua menyadarkan kita akan cinta kasih Tuhan dalam hidup berkeluarga. Tiga permohonan yang meneguhkan keluarga dihantarkan, yaitu: rejeki dan berkat secukupnya untuk kebahagian keluarga; kerelaan untuk saling mengampuni dan memaafkan sehingga keluarga menjadi tempat yang penuh dengan damai sejahtera; dan kerelaan untuk saling meneguhkan dan menguatkan sehingga keluarga dijauhkan dari pencobaan dan dibebaskan dari yang jahat. Semoga doa Bapa Kami dapat menjadi sumber hidup dalam keluarga untuk menciptakan keluarga yang menghadirkan Allah dan dilimpahi dengan damai sejahtera.