Menjadi Keluarga dengan Dasar Iman

Kehadiran Yesus pada pesta perkawinan di Kana yang di Galilea (lih. Yoh. 2:1-11) merupakan kehadiran penuh kasih yang mengubah hati tawar – karena anggur habis – menjadi hati riang gembira karena penuh kasih. Kehadiran Yesus yang penuh kasih itu pulalah yang mengubah air tawar menjadi anggur manis. Kehadiran Bunda Maria dan murid-murid Yesus melengkapi kegembiraan keluarga tersebut. Dalam keluargalah tanda tersebut dibuat oleh Yesus sebagai yang pertama dari tanda-tandanya, agar keluarga menjadi basis hidup beriman.

Kita memahami benar bahwa pengalaman keluarga akan cinta kasih yang berasal dari Allah merupakan ruang untuk mengembangkan spiritualitas keluarga, yaitu pilihan hidup untuk memenuhi panggilan kepada kekudusan, menurut pola keluarga kudus di Nazaret. Di dalamnya Kristus menjadi pusat hidup. Spiritualitas keluarga yang berpusat pada Kristus hendaknya dikuatkan terus menerus dalam perayaan Sabda dan Ekaristi, serta doa sehari-hari. Doa yang diajarkan Kristus kepada kita, yang dikenal dengan Bapa Kami (Mat. 6:5–15//Luk. 11:2–4) memuat pokok-pokok spiritualitas hidup berkeluarga. Orang tua yang berdoa menjadi guru doa dan sekaligus saksi nyata bagi anak-anaknya. Spiritualitas keluarga menjadi basis hidup beriman bagi suami isteri, bagi relasi orang tua terhadap anak-anak, dan bagi anak-anak sendiri.

Gereja berharap bahwa keluarga menjadi komunitas kehidupan dan kasih, yang ditandai oleh sikap hormat dan syukur terhadap anugerah kehidupan serta kasih timbal-balik dari semua anggotanya. Harapan Gereja ini antara lain terungkap dalam konstitusi pastoral Konsili Vatikan II yang berjudul Gaudium et Spes (GS 48) dan seruan apostolik Paus Yohanes Paulus II yang berjudul Familiaris Consortio (FC 17-41).

Dijadikan komunitas kehidupan. Umat beriman diharap memandang dan menghayati kehidupan sebagai anugerah Allah, yang pantas dihormati dan disyukuri. Konsekuensinya, kehidupan setiap manusia hendaklah dihormati sejak saat pembuahan sampai saat kematiannya. Seiring dengan itu, kehidupan setiap manusia hendaknya dipelihara dan dikembangkan dengan mengusahakan, memelihara, dan meningkatkan kesehatan, baik secara fisik, psikis, maupun spiritual.

Dijadikan komunitas kasih. Setiap orang beriman dipanggil dan diutus untuk mengasihi Allah melebihi segala sesuatu dan mengasihi sesama seperti dirinya sendiri. Selaras dengan itu, semua anggota keluarga dipanggil untuk saling mengasihi dengan kemesraan, dan diutus untuk mengasihi dengan ketulusan semua orang lain, terutama mereka yang kecil, lemah, miskin, dan tersingkir atau terlantar.

Gereja berharap bahwa semua anggota keluarga Katolik berusaha sekuat tenaga untuk menjadikan keluarga mereka sebuah Gereja kecil, sebuah paguyuban umat beriman, seperti digambarkan dalam kitab Kisah Para Rasul (2:41-47 dan 4:32-37). Harapan Gereja itu antara lain diungkapkan secara jelas oleh Paus Yohanes Paulus II dalam seruan apostoliknya Familiaris Consortio. Di sana ditegaskan beberapa hal berikut (FC 49-64).

Keluarga yang guyub. Sebuah keluarga Katolik hanya layak disebut sebagai gereja kecil bila keluarga itu diwarnai oleh suasana guyub, sehingga mewujudkan sebuah persekutuan. Artinya: keluarga yang rukun dan akrab, berdasarkan hormat dan kasih.

Keluarga yang dijiwai oleh iman. Sebuah keluarga Katolik juga hanya layak disebut sebagai Gereja kecil bila hidup semua anggotanya dijiwai dengan iman, yang terutama ditandai oleh sikap hormat dan kasih kepada Kristus dan Gereja-Nya. Iman mereka hendaknya diyakini, dipahami, diungkapkan, dirayakan, diwartakan, dan diamalkan secara terus-menerus, baik di dalam maupun di luar rumah.

Baptisan:
Baptisan balita diadakan per 2 minggu sekali, baptisan dewasa per 1 tahun sekali.

Formulir dapat diunduh melalui tautan berikut:


Pernikahan:

Sakramen pernikahan dapat diadakan pada hari Sabtu atau Minggu. Hubungi sekretariat di tautan berikut untuk informasi lebih lanjut.

Perminyakan:
Sakramen perminyakan sesuai dengan janji. Hubungi sekretariat di tautan berikut untuk informasi lebih lanjut.

Data Wilayah

Baru pindah rumah dan tidak tahu masuk ke wilayah mana dan harus menghubungi siapa?

Jangan panik! Mang Umar ada solusinya! Silahkan kamu cek link ini untuk mencari data wilayah di paroki St. Martinus

Jadwal Pelayanan Sekretariat

Senin, Rabu, Kamis, Jumat: 07.30 – 12.00 & 16.40 – 19.00
Selasa, Sabtu: 07.30 – 12.00
Hari Minggu dan hari libur tutup

Alamat Sekretariat
Komplek Kopo Permai Blok H No. 4
Telp. 022-540-4263
Whatsapp +62 822-6055-3066

Jadwal Misa

Misa Harian
Senin – Sabtu di gereja pukul 06.00. Misa di Pastoran sementara waktu ditiadakan.

Minggu:
• 06.00
• 08.00
• 10.00

Sabtu:
• 18.00

COPYRIGHT © 2015 BERGEMA BY TIM KOMSOS ST. MARTINUS.