Minggu Biasa ke – 8 26 Februari 2017
BcE. Yes. 49:14-15; 1Kor. 4:1-5; Mat. 6:24-34
Dalam bacaan Injil hari ini, setelah mengajak para murid menentukan siapa sebenarnya yang mereka utamakan, Tuhan Allah atau “mamon”, Yesus menegaskan bahwa pengikut-Nya tak perlu merisaukan apa yang akan mereka makan, minum, serta pakai. Sebanyak empat kali Yesus mengingatkan para pengikut-Nya dengan kalimat “Jangan khawatir”. Kiranya tidak mudah untuk mencerna dan menerapkan apa yang dikatakan dalam Injil. Apa kita tidak perlu memikirkan masa depan dan membiarkan diri dipelihara Tuhan begitu saja. Dapatkah itu terjadi dalam dunia nyata hidup sehari-hari?
Dalam perikop Injil hari ini, kita diajak untuk menyadari suatu hal yang lebih besar dari pada sekedar rasa khawatir, yaitu keyakinan akan kasih Allah yang terus menerus memelihara penyelenggaraan dunia dan kita ciptaan-Nya. Allah tidak akan melupakan kita (Yes. 49:15). Allah ternyata sangat peduli akan segala sesuatu yang kita perlukan, mulai dari hal-hal kecil sampai hal-hal besar. Semuanya berada dalam penyelenggaraan-Nya.
Itulah sebabnya Yesus bersabda, “Sebab itu janganlah kamu khawatir dan berkata: apakah yang kami minum? Bapamu yang di surga tahu bahwa kamu memerlukan semua itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat. 6:31-33). Kekhawatiran berlebihan pada hal-hal duniawi inilah yang ditegur oleh Yesus karena menyebabkan kita melupakan Allah yang adalah sumber segala sesuatu yang ada. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengutamakan pengabdian kepada Allah melebihi yang lainnya. Hal yang menjadi tuntutan yang tidak dapat ditawar-tawar, karena hanya dengan demikianlah hidup kita mendapat jaminan dari Allah; maka janganlah khawatir.