Rabu Abu 1 Maret 2017
BcE. Yl. 2: 12-18; 2Kor. 5:20-6:2 ; Mat. 6:1-6. 16-18
Hari ini adalah Rabu Abu, awal masa Prapaskah, masa puasa, masa tobat, atau masa retret agung umat. Mulai hari ini, selama kurang lebih 40 hari, kita diajak mawas diri perihal hidup keagamaan kita; panggilan dan tugas perutusan kita masing-masing.
Nabi Yoel dalam bacaan pertama dengan jelas mengajak kita untuk bertobat yang benar. “Koyaklah hatimu dan bukan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan Allahmu.” (Yl. 2:13) Dalam masa prapaskah kita juga diajak untuk berpantang dan puasa serta meningkatkan hidup doa.
Dalam Injil hari ini Yesus mempertegas bagaimana cara bersedekah dan berpuasa yang benar yaitu menghindari sikap munafik, sikap lahiriah yang ingin dipuji orang. Salah satu upacara khas hari ini ialah upacara pemberkatan dan pembagian abu. Kepala kita ditandai dengan abu. Apa yang menjadi tujuan upacara ini? Saat kita menerima abu, Imam menandai dahi kita dan mengatakan, “Kamu berasal dari debu tanah dan akan kembali menjadi debu.” Dengan ini kita diingatkan kembali akan eksistensi dasar hidup kita yang berasal dari tanah; upacara ini juga mengajak kita untuk mempunyai sikap rendah hati.
Sikap rendah hati inilah yang memungkinkan terjadinya pertobatan. Marilah kita senantiasa mengarahkan hati kepada pertobatan yang benar dan selalu rendah hati sambil berdoa: “Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat.”