Hari Minggu Pekan V Prapaskah
2 April 2017
BcE. Yeh. 37 : 12 – 14 ; Rm. 8 : 8 – 11; Yoh. 11 : 1 – 45
Kematian adalah sebuah misteri. Ia datang secara tiba-tiba, tak diundang, tak terduga. Karena sifatnya yang demikian itulah, banyak orang menjadi takut akan kematian. Bagi sebagian orang, kematian adalah bencana, akhir dari segalanya. Ia memberhentikan manusia dari segala gerak, aktivitas, dan kreativitas. Memisahkan manusia dari ruang dan waktu, dari yang fisik dengan yang rohani, serta dari ada dengan ketiadaan. Tidak mengherankan, tak seorang pun menghendaki kematian, kendati kematian adalah sebuah kenyataan yang harus dihadapi oleh manusia dalam hidupnya. Kematian hadir sebagai sebuah paradoks.
Paradoks tentang kematian pun nampak dalam bacaan-bacaan pada hari Minggu ini. Ia berbicara tentang kematian, juga kebangkitan. Dalam bacaan pertama (Yeh. 37: 12 – 14) misalnya, umat Israel yang telah meninggal, dibangkitkan oleh Allah Yahwe dan dibawa kembali ke tanah Israel. Dalam bacaan Injil (Yoh. 11: 1 – 45), Lazarus yang telah mati, dibangkitkan oleh Allah yang hadir dalam diri Yesus yang penuh belas kasih. Pertanyaannya: pesan apa yang mau disampaikan kepada kita?
Bacaan-bacaan hari ini mau menegaskan bahwa Allah kita adalah Allah yang berkuasa atas kematian. Kita tak perlu takut akan kematian, karena Allah kita adalah Allah yang hidup, bukan Allah orang mati. Ia akan memberi kehidupan kepada kita, bukan kematian. Bahkan Ia memberi hidup yang kekal, bukan sekedar hidup yang fana. Namun untuk sampai pada hidup yang kekal, kita semua harus memperjuangkannya dengan cara menjalankan perintah-perintah Allah. So, tunggu apalagi? Ingin bangkit dari kematian untuk memperoleh hidup kekal? Hiduplah sesuai dengan kehendak Allah.