Hari Jumat Agung
Jumat, 14 April 2017
BcUpac: Yes. 52 : 13 – 53 : 12; Ibr. 4 : 14 – 16; 5 : 7 – 9; Yoh. 18 : 1 – 19 : 42
Pada hari Jumat Agung, kita diajak untuk merenungkan totalitas Allah dalam menyelamatkan umat manusia. Totalitas itu antara lain bisa kita pahami dari rancangan sampai pada perwujudannya. Jauh sebelum peristiwa salib, nabi Yesaya sudah menubuatkan, bahwa pada suatu saat Allah akan mengutus seorang hamba-Nya untuk menebus dosa manusia, “….dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan
oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” (Yes 53:5). Selain itu, dapat kita pahami juga bahwa yang menjadi pelaksana penyelamatan itu adalah Putra-Nya sendiri, “Sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya” (Ibr. 5 : 8 – 5)
Makna yang boleh kita renungkan dari peristiwa Jumat Agung ini sedikitnya ada dua hal, yaitu pertama kita diajak untuk selalu merancang keselamatan bagi orang lain. Artinya dalam hati dan budi kita harus terus menerus ditumbuhkan niat-niat baik yang bisa mendatangkan sukacita dan kebahagiaan sesama. Yang kedua rancangan atau niat itu harus diwujudnyatakan dalam kehidupan konkrit sehari-hari, sehingga setiap orang yang kita jumpai merasakan kebaikan dan kehadiran Tuhan, Sang Penyelamat. Apabila kita bisa melakukannya, bukan hanya orang lain yang mengalami sukacita, kita pun pasti merasakannya. Percayakah akan hal ini? Silakan buktikan!