Hari Raya Paskah Kebangkitan Tuhan
Minggu, 16 April 2017
BcE. Kis. 10 : 34a. 37 – 43; Kol. 3 : 1 – 4 atau 1Kor. 5 : 6b – 8; Yoh. 20 : 1 – 9
Kebangkitan Yesus dari antara orang mati merupakan puncak karya keselamatan Allah yang paling luhur bagi umat manusia. Sebab dengan kebangkitan-Nya, Yesus Kristus memulihkan kembali relasi manusia dengan Allah, yang telah terputus akibat dosa. Maka keselamatan bagi manusia mengandung arti terjalinnya kembali relasi dengan Allah, karena itu manusia tidak lagi dalam genggaman dosa yang mendatangkan penderitaan, melainkan dalam rangkulan Allah, sumber kebahagiaan dan sukacita sejati. Kita bersyukur kepada Allah, karena kita termasuk orang-orang yang telah diselamatkan.
Ungkapan syukur itu bisa kita wujudkan dengan bertekun membangun relasi dengan Allah, yaitu senantiasa mengarahkan pandangan hidup kepada rencana dan kehendak Allah, seperti dikatakan Santo Paulus: “Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.” (Kol 3:1-2).
Kesetiaan kita dalam membangun relasi dengan Allah, akan memampukan kita untuk memberi kesaksian tentang karya penyelamatan Allah, seperti dahulu para rasul ditugaskan olehYesus; “…Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati.” (Kis 10:42). Maka permenungannya bagi kita sekarang adalah bagaimana relasiku dengan Allah? Bagaimana kesaksian imanku dalam kehidupan sehari-hari? Semoga rahmat Paskah mengobarkan semangat kita untuk selalu membangun relasi dengan Allah, dan memberi kesaksian yang benar tentang karya penyelamatan-Nya.