Banyak orang yang menyadari bahwa hidup keluarga sekarang ini semakin terasa berat dan gawat. Maklum, semakin banyak yang mengancam dan menghancurkan. Misalnya, predator pedofilia, penculikan anak-anak, pelecehan seksual, narkoba, hoax, KDRT, perkelahian antar geng, pornografi, dll. Semuanya itu menjadi ancaman yang mengerikan. Wajar kalau kita merasa was-was dan cemas, apalagi para orang tua yang mempunyai anak-anak kecil dan remaja.
Kini bagaimana kita mengatasi dan menanggapinya? Gereja mengajak: Mari kita galakan penghayatan pengamalan dan perwujudan hidup keluarga sebagai komunitas (persekutuan) cinta kasih, komunitas hidup sebagai komunitas keselamatan. Atau dengan istilah lain, istilah para Bapa Gereja: keluarga kristiani dipandang sebagai Gereja Rumah Tangga atau Ecclesia Domestica. Paus Yohannes XXIII, memandang Ecclesia Domestica sebagai sel basis, sel asal mula yang paling kecil, tapi merupakan sesuatu yang sangat mendasar di dalam organisme Gereja Lokal, nasional, maupun universal. Sel ini harus menjadi kokoh dan kuat dan maut takkan bisa mengalahkannya (Matius 16:18).
Mengingat bahwa keluarga kristiani adalah komunitas cinta, maka mempunyai beberapa fungis dan tugas sebagai penghayatan, pengamalan dan perwujudan dari persekutuan citna tersebut, yaitu:
- Fungsi dan tugas keagamaan
Fungsi dan tugas ini bukanlah sekedar menjalani dan memenuhi kewajiban dan peraturan agama serta kerukunan agama, tetapi merupakan suatu fungsi pengikat cinta perkawinan yang definitive, lebih-lebih dalam keadaan sukar dan kritis. Disadari atau tidak, persatuan cinta dalam perkawinan menjadi sumber kesegaran dan kekuatan dalam cinta kasih Allah. Dengan demikian pasangan suami istri akan menjadi partner yang mampu saling mengasihi, melayani, peduli dan berbagi demi kebahagiaan yang dirindukan dalam perkawinan.
- Fungsi dan tugas pendidikan anak-anak
Melahirkan dan mendidik anak-anak adalah tugas pokok dalam keluarga. Bapak-ibu harus menyatakan cinta kasihnya dan bekerjasama untuk menjadikan anak-anak mempunyai kehidupan dan kepribadian seperti Kristus sendiri. Dengan demikian anak-anak akan mampu menjadi andalan keluarga, masyarakat, dan Gereja dalam Kristus, mampu meneruskan karya penyelamatan Kristus. Mengenai pendidikan intelektual dan keterampilan bisa diserahkan pada lembaga di luar keluarga, tapi watak dan emosi sekolahnya adalah dalam keluarga, hal ini tidak bisa digantikan.
- Fungsi protektif
Keluarga bukan hanya melindungi anggota keluarga dari serangan alam, tetapi juga hak-hak kemanusiaan dalam hubunganya dunia ramai. Kesadaran untuk saling melindungi hak dan nama baik dalam keluarga merupakan salah satu daya yang menyatukan anggota keluarga. Itu semua tidak bisa diserahkan kepada polisi dan ABRI. Hanya sebagian kecil saja yang diserahkan kepada instansi tersebut.
- Fungsi pemeliharaan kesehatan
Bagi anak-anak yang masih kecil dan anggota keluarga yang sudah tua dan lemah, keluarga adalah tempat menyerahkan diri dengan hati yang lega. Anggota keluarga yang lain secara spontan akan menunjukan perhatian yang tulus ikhlas dan istimewa. Memang rumah sakit juga berperan, tetapi semangat kekeluargaan tetap hidup, minimal perhatian, kehangatan tetap mempunyai nilai yang sangat istimewa.
Sebagai penutup karangan pendek ini, M. Eminyan, S.J mengatakan, “Gereja Rumah Tangga adalah tempat di dalam Gereja Universal dimana kehidupan dikandung, dipelihara dan dicintai. Keluarga adalah cinta bagi seluruh Gereja. Keluarga adalah sumber cinta kasih dari pasangan suami istri dan kehidupan baru yang mereka mulai dan dipelihara. Tanpa Gereja Rumah Tangga tidak ada Gereja, karena di dalamnyalah cinta kasih yang merupakan hakekat Allah, dijaga tetap hidup”