Sunggu suatu kesempatan yang luar biasa, manakala umat di Lingkungan St. Ign. Loyola dapat menyelenggarakan rekoleksi denan tema Pelayanan, pada hari minggu, 26 Maret 2017 di Villa Istana Bunga Kolonel Masturi Lembang. Acara ini diikuti oleh 30 orang peserta dan dibimbing oleh R.P. Anicentus Bali, OAD dan Fr. Yandri.
Dalam sesi 1, romo mengatakan bahwa kita harus bangga menjadi orang Katolik, karena sesungguhnya Gereja didirikan oleh Yesus sendiri. “Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Aku akan mendirikan Jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya”. (Matius 16; 18) Ini adalah bukti, bahwa Gereja Katolik adalah dasar dari semua Gereja yang ada dan mampu bertahan sampai saat ini, sejak 2000 tahun yang lalu.
Sebagai orang Katolik kita harus menjadi orang Katolik yang sungguh-sungguh, dan harus membuat sesuatu yang berbeda, yang menunjukkan kebaikan agar menjadi contoh bagi orang lain. Dalam pelayanan, dituntut semangat kerendahan hati, yang artinya selalu mengutamakan yang terbaik untuk orang lain, bukan untuk diri sendiri. Seringkali kita menolak bila disuruh melayani. Dengan bermacam alasan. Sebaiknya, jangan menolak, percayalah bahwa Roh Allah pasti akan memampukan kita.
Dalam sesi 2, Fr. Yandri menjelaskan ajaran dari Santo Pelindung Lingkungan, yaitu St. Ign. Loyola. Antara lain Conteplatio Ad Amorem (Kontemplasi untuk sampai pada kasih/cinta), yang dijabarkan dalam 5 hal yaitu:
- Kita harus bersyukur, mengawali segala sesuatu dengan ucapan syukur, terutama dalam doa-doa kita
- Mohon terang dari Allah agar pelayanan kita sungguh tulus dan menjadi berkat bagi orang lain
- Refleksi, relasi dan pelayanan yang baik terhadap keluarga membantu kita untuk lebih baik dalam melayani dalam komunitas basis
- Mohon ampun, dalam arti selalu memaknai pertobatan untuk melengkapi pelayanan
- Niat, bagaimana niat kita dalam melayani? Apakah tulus? Atau hanya ingin dipuji?
Misa menutup acara rekoleksi ini, dipersembahkan oleh Romo Bali. Di akhir sesi, romo menasehati bila kita berdoa, janganlah meminta yang kita inginkan, tetapi mintalah apa yang kita butuhkan. Tuhan lebih tahu apa yang kita butuhkan. Berdoalah setiap saat, jagan menunggu ada masalah, baru kita berdoa. Doa adalah ibarat nafas. Bila kita berhenti bernafas, kita mati secara jasmani. Bila kita berhenti berdoa, kita mati secara rohani.
Semoga rekoleksi ini semakin membulatkan tekad umat St. Loyola untuk semakin tekun melayani dengan tulus. Sampai bertemu di rekoleksi selanjutnya.