Sabtu siang yang panas, 8 April 2017, 13 orang menerima baptisan, sementara 7 orang lainnya diterima dalam Gereja Katolik yang Kudus. Sekitar pukul 10.15 ibadat ini dimulai, dipimpin oleh Rm. Gandhi. Di awal ibadat liturgi baptis ini, Rm. Gandhi berharap semoga apa yang dirayakan pada siang hari itu menjadikan kita semakin dekat dan terbuka pada apa yang Allah mau dalam hidup kita.
Dalam homilinya, Rm. Gandhi mengingatkan bahwa calon baptis dibaptis tepat sebelum kita mau merayakan Pekan Suci. Injil hari ini adalah Injil yang mulai memanas. Allah bukan lagi menjadi Allah yang dapat dipercaya, tapi Allah yang mau dirajam dan dihina. Pertanyaan awal terlebih bagi para calon baptis, apakah sunggu mau mempunyai Allah yang seperti itu? Dalam Kitab Suci tidak pernah dikatakan bahwa menjadi orang Katolik itu menyenagkan.
Rm. Gandhi menyampaikan beberapa jenis baptisan. Baptisan Biasa, terdiri dari baptisan anak (berdasarkan atas iman orang tuanya), baptisan dewasa (bagi orang yang dianggap sudah dapat menggunakan akal budinya. Itu dianggap berusia 7 tahun). Baptisan tidak biasa terdiri dari baptisan darah (baptisan yang diterima ketika seorang katekumen meninggal sebelum dibaptis, dengan tetap mempertahankan imannya), baptisan kerinduan (baptisan yang diterima oleh orang yang menginginkan dirinya untuk dibaptis, tapi sudah meinggal sebelum menjadi katekumen).
Ketika seorang mau sampai pada kemuliaan dan keselamatan, maka satu-satunya jalan yang harus ditempuh adalah jalan Salib. Sebagai murid Yesus, kita pun diharapkan dapat menjadi Injil yang hidup. Itu terjadi ketika kita mendengarkan sabda, mengambil sabda itu, mengolahnya dalam diri kita, menemukan yang baik dan membagikannya. Yesus menjanjikan keselamatan untuk mereka yang setia sampai akhir. Terima kasih untuk bapak ibu yang telah membimbing anak-anaknya hingga sampai pada pintu gerbang yang pertama untuk menerima sakramen yang lain.
Usai homili, proses pembaptisan pun dimulai dengan pemberian minyak Oleum Catechumenorum. Minyak ini seharusnya diberikan di awal masa katekumenat. Tapi kali ini menandai berakhirnya masa tersebut. “Aku membaptis engkau, (nama baptis) dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus”. Kemudian mereka diberi lilin baptis, yang apinya diambil dari lilin Paskah. Sehelai kain putih pun disampirkan kepada mereka. Resmilah mereka menjadi warga Gereja Katolik.
Giliran berikut adalah ke-7 orang yang akan diterima, maju ke depan altar. Secara perlahan mereka pun diberi lilin dan kain putih. Selamat datang untuk ke-20 saudara ini. Selamat bergabung dalam keluarga besar Gereja Katolik. Mari kita bersama-sama saling mengingatkan dan meneguhkan, dalam perjalanan di dunia ini.