Lulus dari sekolah menegah atau SMA dan bisa diterima menjadi mahasiswa di Universitas Negeri, menjadi impian banyak kalangan muda. Waktu kuliah yang bebas, pakaian yang bebas, dan sederet kebebasan lain. Nyatanya, semua momen menyenangkan menjadi mahasiswa hanya dialami saat semester-semester awal. Banyak mahasiswa tingkat akhir berubah pikiran dan ingin kembali ke sekolah.
Mahasiswa tingkat akhir adalah tahap akhir dalam dunia perkuliahan. Sebentar lagi mereka akan menyandang gelar baru, entah itu Diploma, Sarjana, atau bahkan Pascasarjana. Tapi apakah kalian tahu masa mahasiswa berada di tingkat akhir sebenarnya adalah masa-masa sulit? Berikut ini hal-hal yang akan terjadi saat menjadi mahasiswa tingkat akhir.
- Proposal Skripsi dan Dosen Pembimbing Killer.
Skripsi merupakan salah satu kewajiban yang harus diselesaikan oleh seorang mahasiswa sebelum mendapat status baru. Tapi skripsi juga jadi momok yang menakutkan bagi kebanyakan mahasiswa. Pada masa ini, tekad kuatlah yang harus ada dalam hati. Tentu dibarengi dengan usaha, do’a, dan dukungan dari orang-orang terdekat.
- Menunggu Dosen Pembimbing.
Dengan jumlah mahasiswa yang banyak, tentu untuk melayani bimbingan perlu antri. Hal ini menimbulkan fenomena antrian mahasiswa semester akhir di depan ruang dosen. Padahal sang dosen belum tentu ada di dalam ruangannya tersebut.
- Makan Tak Enak, Tidur Pun Tak Nyenyak.
Jangan heran apabila mahasiswa tingkat akhir berubah kucel karena kurang tidur atau mendadak kurus karena kurang makan dan istirahat yang cukup. Batas waktu yang kian mendekat, membuat mahasiswa tingkat akhir lebih sering begadang dibanding biasanya. Bahkan saat dipaksa tidur pun, mata sulit terpejam karena selalu teringat skripsi.
- Lupakan Kekompakan.
Enaknya jadi anak sekolah adalah masuk dan keluar dari sekolah secara bersamaan. Kekompakan akan semakin terasa karenanya. Berbeda dengan masa-masa kuliah di kampus, masuk secara bersamaan tetapi keluar sendiri-sendiri. Sama sekali jauh dari label kompak. Meski begitu, bukan berarti persahabatan putus oleh wisuda.
- Kapan wisuda?
Pertanyaan ini menjadi salah satu pertanyaan paling menyesakkan bagi mahasiswa tingkat akhir. Tidak jarang pertanyaan ini jadi pemicu mahasiswa semester akhir menjadi sensitif dan agresif. Apalagi jika pertanyaan tersebut ditanyakan oleh orang tua atau bahkan keluarga besar.
Dari beberapa kasus di atas kita bisa ambil pelajaran, bahwasanya dalam mencapai sesuatu membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Seperti halnya Tuhan kita Yesus Kristus mengorbankan nyawa-Nya demi menebus dosa umat manusia.