Sabtu, 20 Mei 2017 (15.00), sekitar 25 OMK St. Martinus berangkat menuju gereja Katolik St. Fransiskus Xaverius, Bojongsoang, Dayeuhkolot untuk meramaikan misa akbar OMK yang bertema ‘Creative Diversity: Tanah Soerga’. Cuaca mendung dan hujan deras tidak menyurutkan semangat OMK untuk datang mengikuti rangkaian acara terakhir MisBar Dekanat BanSel sekaligus ajang pra-AYD 2017. Keuskupan Bandung turut menjadi salah satu tuan rumah acara berskala Asia ini.
Daftar hadir diisi dan Misa dimulai pukul 17.30. Diawali sambutan perwakilan OMK Dakol lalu penampilan tari-tarian adat dari Padang, Jakarta, Bali, NTT dan Papua, diiringi lagu-lagu daerah. Hal ini mempertegas inti dari tema MisBar kali ini, yakni kebudayaan Indonesia (dresscode: batik, salah satu ciri khas kebudayaan Indonesia). Lalu masuklah perarakan misdinar dan perwakilan paroki yang membawa bendera-bendera paroki dan Romo Gandhi, yang akan memimpin misa. Koor pun ber-dresscode, ‘Padang, Jawa Barat dan Batak’.
Homili diawali dari bacaan Injil (Paskah ke-V) yaitu Yoh 14:12, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku”, mengasihi Allah lebih dahulu lalu mengerjakan apa yang dikehendaki oleh Allah. Sebagian umat meyakini bahwa menjadi pelayanan seperti pemazmur, lektor, organis, misdinar, dan koor adalah cara paling penting untuk mengasihi Allah. Tetap mengasihi Allah sesungguhnya adalah dengan kita berdoa dan mengasihi sesama manusia.
Yesus pernah berkata, “Kasihilah musuh-musuhmu sama seperti mengasihi para sahabatmu dan kasihanilah sesamamu manusia”. Sungguh kita disegarkan kembali bahwa Allah sungguh mengasihi kita. Paulus dalam bacaan kedua mengatakan bahwa kita adalah anak-anak Allah dan diperkenankan menyebut Allah “Abba” atau Bapa kita, hanya karena kasih Allah pada kita. Ia telah memberikan diri-Nya untuk kita yakni dengan pencurahan Roh Kudus ke dalam hati kita. Roh itu telah kita terima saat kita dibaptis. Waktu itu, kita dibaptis dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus.
Persembahan hasil bumi diiringi tarian daerah. Setelah berkat, OMK dikerahkan ke acara selanjutnya yaitu penampilan band dan acara seru lainnya. Dalam acara itu, disuguhkan juga makanan khas daerah seperti awug dan jiwel. Lalu semua berdoa dan mengucap syukur atas hiburan acara dan berfoto bersama.
OMK St. Martinus berjulah sekitar 3000 orang seperti yang dikatakan oleh Romo Gandhi, tapi masih banyak yang belum ikut aktif dalam pelayanan gereja. Bagaimana agar kaum muda itu bisa aktif dalam pelayanan seperti misdinar, lektor, mazmur, koor, organis, tata tertib dan lainya? Bukan itu. Tapi kapan kaum muda tergerak hatinya, ditunggu di acara Dekanat Bansel selanjutnya!