Itulah judul yang diangkat dalam acara forkom Misdinar Keuskupan Bandung, tanggal 28-30 April di Wisma Pratista, Teman. Kalimat diatas berarti “sekali pelayanan, tetap pelayanan”. Tentu yang dimaksud disini adalah pelayanan altar. Acara ini diikuti oleh seluruh misdinar dari paroki yang ada di Keuskupan Bandung, baik dari dalam maupun luar kota.
Banyak kegiatan yang dilakukan dalam acara yang dilaksanakan 3 hari ini. Peserta mengikuti kegiatan dengan antusias. Banyak dari mereka yang masih usia SD, walau ada pula yang sudah memasuki jenjang SMA. Semua berpartisipasi aktif dalam kegiatan. Di malam pertama, peserta diajak untuk saling mengenal lewat sesi perkenalan. Beberapa games kecil dimainkan untuk menambah rasa akrab. Sesi dilanjutkan dengan spiritualitas pelayanan oleh Romo Eko Wahyu, yang sukses mengundang tawa dari seluruh peserta dan panitia yang hadir. Romo Eko juga berpesan bahwa kita sebagai misdinar harus menjaga sikap selama bertugas. Bagaimanapun, kita misdinar, menjadi panutan seluruh umat yang hadir.
Hari kedua didominasi oleh permainan games post to post, dibuka dengan sesi mengenai liturgi pekan suci oleh Romo Riston dan wakil dari Komisi Liturgi. Peserta diajak mendalami kembali seperti apa pekan suci itu, mulai dari liturginya sampai teknis perarakan saat bertugas.
Siang hari sekitar pukul 13.00, peserta dibawa ke lapangan untuk mengikuti games. Sempat games akan dihentikan karena hujan cukup besar. Namun, hujan akhirnya berhenti dan games pun dapat dilanjutkan. Seluruh peserta mengikuti games ini dengan gembira.
Games yang ada dalam post antara lain dodgeball, spons air, buta bisu lumpuh, kuis liturgi. Walaupun bada mereka menjadi penuh lumpur, tanah bahkan tepung, mereka tetap semangat menjalankan games yang ada di setiap pos. Hujan yang turun kembali di tengah acara games tidak menyurutkan semangat peserta untuk bermain. Acara ditutup dengan games dipuncak, dimana para peserta diharuskan merebut bendera yang dipegang panitia dan terjadilah perebutan seru antara keduanya. Acara selesai pada pukul 16.00, dilanjutkan dengan sesi sharing pada pukul 20.00.
Hari ketiga, acara ditutup dengan misa Pontifical oleh Uskup Bandung, Mgr. Anton. Dalam homilinya, Monsinyur berpesan supaya kita mau menerima “dorongan” dari Yesus, karena “dorongan” yang Dia berikan tidak akan pernah menjatuhkan kita. Selain itu, beliau juga mengapresiasi semangat kaum muda yang masih ingin menjadi pelayan altar sebagai misdinar. Acara ditutup dengan foto bersama seluruh peserta panitia, pembagian hadiah dan akhirnya selesailah seluruh rangkaian acara di Pratista.