Syalom aleikhem.
Terdapat pertanyaan: “Siapa istri Kain?” Kain itu anak Adam-Hawa (Kej. 4:1a): “Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, istrinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalumelahirkan Kain.” Adik Kain bernama Habel (Kej. 4:2a): “Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain.” Suatu hari, si kakak membunuh si adik gara-gara persembahan adiknya berkenan kepada Tuhan sementara persembahannya _dak. Kain si pembunuh pergi dari hadapan Allah. Lalu (Kej. 4:17a): “Kain bersetubuh dengan istrinya dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Henokh.” Ayat ini menimbulkan tanya: “Siapa perempuan itu? Dari mana dia? Anak siapa?”
Kita tahu, sebelumnya hanya ada empat manusia: Adam, Hawa, Kain, Habel. Setelah Habel mati, berati tinggal tiga. Mengapa tiba-tiba ada tokoh istri Kain? Jangan bingung, kalau baca Kitab Kejadian dengan teliti, akan tampak bahwa istri Kain adalah keturunan Adam dan Hawa juga. Bagaimana ceritanya? Ikutilah.
Perlu kita ingat, Alkitab ditulis dengan berbagai bentuk: narasi, sajak, nyanyian, dsb. Kitab Kejadian ditulis dengan bentuk narasi. Apa itu narasi? Kisah, seper_ novel. Ada penceritaan, ada dialog. Dalam narasi, ada adegan kilas balik. Bandingkan seperti film. Di bagian tengah film, kadang dimunculkan adegan masa kecil tokoh. Itu adegan kilas balik. Kilas balik membuat kita makin menger_ kisah secara utuh. Kalau menonton adegan macam itu, kita tahu bahwa itu “seharusnya” ada di awal film meski munculnya di tengah film. Otak kita langsung “menempatkan” adegan kilas balik itu di awal film. Seperti film, Kitab Kejadian sebagai narasi juga punya “adegan kilas balik”.
Istri Kain pada Kej. 4:17a tiadk tiba-tiba ada, bukan perempuan ajaib keluar dari semak. Dari mana dia? Ya dari silsilah keluarganya. Jawaban akan kita temukan jika kita membaca lagi Melewati Kejadian bab 4. Kita ke bab 5. Simak baik-baik: “1 Inilah dafar keturunan Adam.
Pada waktu manusia itu diciptakan oleh Allah, dibuat-Nyalah dia menurut rupa Allah; 2 lakilaki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Ia memberkati mereka dan memberikan nama ‘Manusia’ kepada mereka, pada waktu mereka diciptakan. 3 Setelah Adam hidup seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan seorang laki-laki menurut rupa dan gambarnya, lalu memberi nama Set kepadanya. 4 Umur Adam, setelah memperanakkan Set, delapan ratus tahun, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 5 Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati.”
Kejadian bab 5 itu adegan kilas balik. Meski letaknya setelah pembunuhan Habel, kita perlu menempatkannya sebelumnya. Apa artinya? Adam memiliki tiga garis keturunan: Kain, Habel, Set.
Dengan matinya Habel, tinggal dua: Kain dan Set. Hanya dua? Sebenarnya tidak. Perhatikan Kej. 5:4, Adam memiliki banyak anak, dikatakan laki-laki dan perempuan. Ini terjemahannya menurut Alkitab BIMK (Bahasa Indonesia Masa Kini): “Setelah itu Adam masih hidup 800 tahun lagi dan mendapat anak-anak lain.” Ini menurut Alkitab berbahasa Inggris, KJV (King James Version): “And the days of Adam after he had begotten Seth were eight hundred years: and he begat sons and daughters.” … Bersambung…
