Minggu Biasa ke XIII – 2 July 2017
BcE. 2Raj. 4 : 8 – 14. 4 – 16a; Rm. 6 : 3 – 4. 8 – 11; Mat. 10 : 37 – 42
Injil hari ini mengajak kita untuk merefleksikan kembali kualitas kasih kita akan Yesus Kristus. Kita diminta untuk lebih mengutamakan mengasihi Yesus Kristus, daripada mengasihi yang lain. Yesus Kristus tidak mau dinomor-duakan, melainkan diutamakan. “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” (Mat. 10:37)
Selain itu, Yesus Kristus juga menghendaki kasih yang total, yaitu mengasihi Dia tanpa batas, bahkan bila perlu sampai mengorban nyawa. Kasih yang sejati, yang tanpa batas, yang total itu kendati pun menuntut pengorbanan, tidak akan sia-sia. “Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” (Mat. 10 : 39b) Sebaliknya apabila kita mengasihi Yesus hanya dengan setengah hati, yaitu kasih yang tidak berani berkorban, ini merupakan suatu kerugian yang luar biasa; “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya.” (Mat. 10 : 39a) Kasih akan Yesus Kristus itu bisa diimplementasikan atau diwujudnyatakan dalam kesediaan kita mengasihi sesama; “Barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.” (Mat 10:42)
Bagaimana kasihku akan Yesus Kristus? Bagaimana perwujudannya terhadap sesama dalam kehidupan sehari-hari?