Keberpihakan dan “kehadiran” Yesus secara nyata lewat mereka yang lemah, miskin, tersingkir, dan difabel dengan tegas disampaikan lewat Mat. 25 : 40. “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” Sangat kontras dengan “dunia” yang pada umumnya hanya bergaul dengan orang yang memiliki kedudukan penting, ternama, dan kaya raya.
Keberpihakan kepada kaum miskin ini ditunjukkan pula oleh Jorge Mario Bergoglio yang memilih nama Paus Fransiskus, untuk menghormati Santo Fransiskus dari Asisi yang mengasihi orang miskin. Begitu pula arah pastoral Keuskupan Bandung, yaitu Dialog dengan Kemiskinan. Pemerintah lewat UU no. 8 tahun 2016 menegaskan kesamaan hak para kaum difabel. Berbagai program pun dibuat dalam usaha untuk mengentaskan kemiskinan. Inilah fokus Bergema edisi libur lebaran.
Berita tentang Novena dan Ziarek dari berbagai lingkungan mewarnai edisi ini. Sementara para OMK tampaknya sudah semakin disibukkan dengan aneka kegiatan, menjelang Asian Youth Day yang kian mendekat. Ada juga berita dari Novena Roh Kudus, Seminar Liturgi, dan tantangan Rm. Gandhi bagi para peserta Komuni Pertama, saat mereka berekoleksi. Berita dan rubrik lain, pasti sayang kalau Anda lewatkan.
Kaum “lemah” bukanlah kaum yang tidak bisa apa-apa. Bukan pula yang hanya patut dikasihani. Di balik segala kekurangannya, Tuhan pasti memberi mereka potensi lain yang istimewa. Inilah yang harus kita bantu untuk tumbuh kembangkan. Minimal agar mereka dapat hidup mandiri dan mempunyai kekuatan untuk mempertahankan hidupnya. Selamat berlibur. Jangan lupa beranjangsana dengan para tetangga yang merayakan Idul Fitri. Dan … Selamat membaca