ALMA (Asosiasi Lembaga Misionaris Awam) adalah Lembaga Hidup Bakti (sekular) yang hidup bersama orang miskin, disabilitas, dan terlantar. Didirikan oleh Rm. Prof. Dr. Paulus Hendrikus Janssen, CM, di Madiun pada tahun 1959. Setelah ditahbiskan, 13 Juli 1947 dengan moto: “Kamu adalah alat pilihan untuk-Ku, membawa nama-Ku ke bangsa-bangsa (Kis.9: 15-16), Rm. Janssen ingin berkarya di tanah misi, membawa terang Kristus kepada mereka yang belum mengenal-Nya. Mereka adalah sesama kita yang miskin, berkebutuhan khusus (fisik maupun mental), dan diterlantarkan oleh masyarakat.
ALMA terdiri dari orang-orang awam: pria (ALMA Putera, Bruder) maupun wanita (ALMA Puteri, Suster), yang mempersembahkan diri sepenuhnya kepada Kristus dan kerajaan Allah. ALMA yang lahir di Indonesia, membaktikan diri sepenuhnya untuk melanjutkan dan
mewujud-nyatakan citacita, ajaran, dan karya Santo Vinsensius a Paulo dalam konteks dunia zaman ini. Juga mengikuti teladan Ibu Teresa dari Kalkuta: melayani dan menolong kaum miskin dan terlantar, terlebih mereka yangberkebutuhan khusus.
ALMA tidak mempunyai tempat tinggal/biara sendiri. Mereka tinggal bersama orang-orang miskin, terlantar, dan anak berkebutuhan khusus. Satu komunitas bersama mereka, satu kamar, satu meja makan dan makan bersama dengan mereka. ALMA bukan hanya sekedar pelayan. ALMA menjadi ibu, sahabat, teman, keluarga, ikut merasakan suka dan duka sepanjang perjalanan hidup Tuan dan Majikannya yang diyakini sebagai Tuhan yang hadir secara nyata; yang adalah harta kekayaan Gereja, kamus kehidupan yang terus dipelajari oleh ALMA dan Gereja Semesta.
Para anggota ALMA Puteri memakai jubah dan kerudung, “Kerudung Pelayanan Misionaris Awam.” Mirip kerudung Ibu Theresa karena diharapkan dapat meneladani pelayanan Ibu Theresa. Mereka menggunakan jubah tiga warna: putih, abuabu, dan biru. Mereka menggunakan Salib kayu dengan semangat dan sikap mengikuti jejak Kristus dalam memanggul salib.
Mat. 25 : 40 menjadi pokok pengembangan pelayanan dan karya ALMA dan merupakan misteri iman serta permenungan dari Sang Pendiri yang menjadi nyata. Bagi Rm. Janssen, CM dan ALMA, kaum miskin, terlantar dan berkebutuhan khusus adalah Tuan dan Majikan kita, para suster ALMA hanyalah seorang pelayan.
ALMA hadir di Keuskupan Bandung pada tahun 2002 tepatnya di Taman Kopo Indah II Blok III CI No. 28-29, di Paroki St. Martinus. Saat ini terdapat 3 Suster ALMA, 7 perawat sosial lulusan Bhakti Luhur ALMA, Malang dan 4 karyawan. Mereka merawat 30 orang anak: 6 anak yang bisa mengikuti pendidikan umum dan 24 anak yang sangat spesial, yang membutuhkan pelayanan khusus.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Rm. Janssen berpesan, “Bapamu meminta maaf tidak meninggalkan banyak bekal buat kalian… Satu warisan yang sangat berharga dan merupakan harta kekayaan terbesar, saya tinggalkan untuk bekal kalian di kemudian hari… yaitu umat miskin, anak cacat, dan terlantar. Jagai mereka, pelihara dan cintai mereka dan jangan pernah meninggalkan mereka. Semakin kamu mencintai mereka hidupmu semakin diberkati.”
