Pelatihan Fasilitator Katekese Umat
Dihadiri oleh sekitar 100 orang peserta pelatihan, Romo Gandhi memulai homilinya pada Misa pembukaan Pelatihan Fasilitator, Senin 5 Juni 2017, dengan memberikan perumpamaan, “Dikasih hati minta jantung.” Itu untuk menggambarkan orang yang tidak tahu terima kasih. Demikian Romo Gandhi mengartikan bacaan Injil Markus 12: 1 – 12, perumpamaan penggarap-penggarap kebun anggur sebagai orang-orang yang tidak tahu diri, tidak tahu terima kasih, ngelunjak, minta lebih, malah mau menguasai kepunyaan pemilik kebun anggur dengan membunuh ahli warisnya.
Perumpamaan itu Yesus katakan di hadapan banyak orang, termasuk orang Farisi, ahli Taurat, dan para tua. Mereka mengerti bahwa perkataan Yesus tersebut ditujukan kepada mereka namun sikap mereka begitu bebal dan dipenuhi kebencian, sehingga berusaha menangkap Yesus.
Sebuah permenungan disampaikan. Berkat melimpah sudah Tuhan berikan pada kita. Bagaimana sikap kita terhadap-Nya? khususnya terhadap panggilan-Nya untuk mewartakan kabar gembira? Romo juga menyinggung teladan St. Bonifasius yang diperingati setiap ta n g ga l 5 J u n i .
Bonifasius berasal dari sebuah keluarga Anglosakson, dan lahir sekitar abad 700 di Inggris. Sejak kecil sering bertemu para misionaris karena rumahnya menjadi rumah singgah. Pergaulannya membangkitkan hatinya untuk mengikuti jejak mereka. Bonifasius kemudian masuk biara, ia dididik untuk menjadi seorang rasul yang tangguh.
Paus kemudian mengutusnya ke tengah-tengah bangsa Jerman. Tugas perutusan yang berat dan berbahaya ini dijalankannya dengan setia. Ia mendirikan banyak gereja dan biara serta mengadakan pembaharuan hidup rohani umat dan para imamnya. Bonifasius berkembang menjadi seorang Uskup yang saleh dan suci, dikenal sebagai perintis pewartaan Injil di Jerman dan dihormati sebagai pelindung negeri Jerman.
Bonifasius adalah contoh orang yang sederhana, menanggapi panggilan dengan sederhana, dan tahu berterimakasih Dalam rangka pelatihan fasilitator katekese ini, gereja membuka ruang pembelajaran kepada umat. Bagi mereka yang terpilih, semoga dapat menanggapi panggilan ini dengan ucapan syukur dan terima kasih. Belajarlah dari teladan St. Bonifasius yang menanggapi panggilan nggak pakai “ribet.” Mari berusaha untuk mengembangkan dan memaksimalkan potensi yang ada, kelak, di lingkungan masing-masing.
Usai Perayaan Ekaristi, acara dilanjutkan dengan makan malam dan pengarahan umum di ruang BIA menjelaskan tentang latar belakang, tujuan, harapan, dan materi pelatihan.
Pelatihan dimulai pada hari Selasa, 6 Juni, dan akan berakhir hingga Agustus 2017. Selamat mengikuti pelatihan. Semoga 7x pertemuan dan rekoleksi menumbuhkan iman bapak ibu secara pribadi dan berkembang dalam pewartaan di lingkungan masing masing. Tuhan Yesus memberkati.
