Minggu Biasa ke XV – 16 July 2017
BcE Zak 9:9-10; Rm 8:9.11-13; Mat 11:25-30
BcE. Yes. 55 : 10 – 11; Rm. 8 : 18 – 23; Mat. 13 : 1 – 23
Pewartaan yang disampaikan melalui bacaan pada hari Minggu ini, mau menegaskan kepada kita, bahwa firman Allah tidak akan kembali kepada Allah dengan sia-sia, melainkan akan berhasil mengerjakan setiap kehendak Allah; “Firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” (Yes. 55 : 11).
Hal itu diajarkan oleh Yesus dalam perumpamaan seorang penabur benih. Meskipun ada banyak tantangan dan hambatan, firman itu tetap menghasilkan buah yang melimpah.
Persoalannya, kalau firman itu diumpamakan dengan benih, maka kitalah tanahnya. Oleh karena itu kita perlu bertanya pada diri kita masing-masing, jenis tanah yang bagaimanakah aku ini? Apakah benih, yaitu firman yang ditaburkan dalam diriku tumbuh subur, sehingga menghasilkan buah-buah kehidupan yang berkenan kepada Sang Penabur, yaitu Allah? Ataukah aku ini bagaikan tanah yang tandus, sehingga firman yang ditaburkan tidak bisa tumbuh? Marilah kita berusaha untuk menjadi tanah yang subur untuk firman Tuhan, yaitu dengan membuka hati dan budi selebar-lebarnya pada kehendak dan rencana Tuhan, supaya apa yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya, terjadi dalam diri kita.