1 Juni 2017. Hari ini adalah hari yang bersejarah bagi bangsa Indonesia yaitu Hari Lahirnya Pancasila. Para Mediator se-kota Bandung, berkumpul di Susteran Ursulin yang terletak di Jl. Anggrek No. 60. Sekitar 77 orang yang terdiri dari: KMK Anggrek, KMK TKI/Kopo Permai, dan KMK C i m a h i , m e n g i k u t i r e k o l e k s i d a n memperingati 10 tahun berdirinya MK di Bandung. Acara bertema, “Tinggallah dalam Kasih-Ku” ini, dipimpin oleh Sr. Pia Sawir OSU.
Allah hadir melalui nafas yang kita rasakan. Kita dapat merasakan juga kehangatan, kedamaian, dan ketenangan karena kasih Allah yang diam di hati kita. Injil Matius 6 : 6 menyatakan, “Jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang berada di tempat tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Kamarmu itu adalah lubuk hati kita di mana Roh Allah tinggal tersembunyi. Bapa selalu mengasihi kita dengan kasih-Nya yang tak berkesudahan. Pada hari Pentakosta Roh Kudus yang dijanjikan Yesus turun atas para rasul, demikianlah pula turun pada kita semua. (Yoh. 15 : 9 – 15)
Dalam homilinya, Rm. Dwi Sumarno menyampaikan bahwa setiap orang mempunyai kerinduan, Tuhan juga mempunyai kerinduan pada manusia, untuk kita dapat menyelami kasih-Nya. Kerinduan-Nya adalah, “Tinggallah dalam kasih-Ku”, yang artinya: ada bersama kasih Yesus, saling mengenal, tinggal, dan menyertai dalam hidup. Mendengarkan dan mentaati dengan setia.
Meditasi inilah cara kita untuk tinggal dalam Tuhan. Meditation is my live. Meditasi adalah pusat keheningan Tuhan. Tujuan meditasi kita untuk masuk dalam keheningan adalah intuisi kemanusiaan di mana kita semakin tercurahkan dan imaginasi kita diperbaharui. Menghayati untuk tinggal bersama Tuhan menjadikan sesuatu yang membangun hidup dalam doa dan berpikiran menuju hidup yang baru.
Pesan terakhir dari Romo: Meditasi membangun hidup baru di dalam doa. Proficiat: Selamat Ulang Tahun ke-10 MK Bandung!