Mengenal Wilayah-wilayah di Paroki St. Martinus
Menjelang pertobatan Paulus, kota itu diperintah oleh seorang wali negeri yang diangkat oleh Aretas IV (9 sM – 4 M), yang sudah mengalahkan menantunya Herodes Antipas (2Kor. 11:32). Dalam kota itu banyak sinagoge atau rumah ibadat (Kis. 9:2; Jos BJ 2.20).
Di kota inilah Rasul Paulus berkhotbah untuk pertama kalinya (Kis. 9 : 20), sesudah dibawa ke rumah Yudas di Jalan Lurus (Kis. 9 : 10 – 12) di mana dia dikunjungi oleh Ananias (Kisah Pertobatan Saulus).
Perlawanan di kota itu memaksa Rasul Paulus lari dengan diturunkan dari atas tembok kota (Kis. 9 : 19 – 27), tapi ia kembali sesudah berada di (dekat) tanah Arabia beberapa lama (Gal. 1 : 17).
Wilayah Damaskus yang beranggotakan 6 lingkungan, berada di bagian selatan dari Gereja kita St. Martinus. Terbentang dari perumahan Taman Cibaduyut Indah (TCI) sampai Rancamanyar. Empat lingkungan di antaranya berada di perumahan TCI, yaitu St. Antonius, St. Benedictus, St. Cornelius, dan St. Dominikus. Sementara lingkungan St. Fransiskus Xaverius berada di sebelah timur Jalan Terusan Cibaduyut sampai Citarum lama, dan yang terakhir dan termuda adalah St. Aloysius Gonzaga di sekitaran Rancamanyar (total 247 KK).
Secara umum aktivitas umat di wilayah Damaskus cukup baik, demikian pula keterlibatan dalam kegiatan di tingkat paroki. Umat di wilayah Damaskus terdiri dari beragam suku, budaya, dan karakter. Perbedaan ini merupakan kekayaan tersendiri yang unik di wilayah Damaskus dalam persatuan dalam iman Katolik.
Kebebasan dalam melakukan kegiatan rohani di setiap lingkungan juga tergolong baik, meskipun sebagai masyarakat minoritas dua dimensi (suku dan agama). Apalagi warga lingkungan St. Aloysius Gonzaga dan St. Fransiskus Xaverius yang bersinggungan langsung dengan masyarakat mayoritas. Dalam regenerasi kepengurusan, wilayah Damaskus tergolong kesulitan dalam mencari pengganti. Kegiatan OMK tergolong “tidak kelihatan”, walaupun ada segelintir OMK yang aktif di Paroki dalam pelayanan Gereja. Sesungguhnya, OMK sangat diharapkan aktif di lingkungan.
Jarak yang berjauhan antar umat menjadi tantangan tersendiri, khususnya St. Aloysius Gonzaga dan St. Fransiskus Xaverius. Inilah yang menyebabkan kegiatan bersama belum pernah terjadi, kecuali di paroki. Hal ini membuat umat antar lingkungan tidak terlalu mengenal bahkan antar pengurus sekalipun, kecuali TCI yang memang berada di satu lokasi.