Mungkin sebagian dari kita masih asing dengan istilah tersebut. Sebagian lagi sudah mengetahuinya, bahkan mungkin menjadi salah seorang penderitanya. Waduh…, penyakit apa ya?
GERD adalah singkatan dari Gastro Esophageal Reflux Disease, disebut juga penyakit asam lambung. Penyakit ini terjadi akibat adanya aliran balik dari isi lambung ke kerongkongan, akibat tidak berfungsinya LES (Lower Esophageal Spinchter). LES merupakan otot bagian bawah dari kerongkongan, yang berfungsi sebagai pintu otomatis yang akan terbuka ketika makanan/minuman turun ke lambung.
Setelah itu akan menutup kembali untuk mencegah asam dan makanan yang ada di lambung masuk kembali ke kerongkongan. Jika katup ini melemah/mengendur secara abnormal, maka asam lambung maupun isi lambung akan mengalir kembali ke kerongkongan.
Gejala dari penyakit ini antara lain: nyeri di ulu hati, sensasi /rasa terbakar di dada, kesulitan menelan, batuk kering, suara serak/sakit tenggorokan, mual-muntah makanan atau cairan asam lambung (acid reflux). Gejala ini tidak selalu ada semua, tergantung pada tingkat keparahan dari penyakitnya. Faktor resiko atas kondisi yang menjadi penyebab GERD antara lain: obesitas, pengosongan lambung yang lambat yang disebabkan karena makan makanan yang banyak mengandung lemak, kehamilan, merokok, faktor keturunan, stres, penyakit asma, maupun diabetes melitus.
Diagnosa pasti ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi, di mana alat endoskop akan dimasukkan melalui mulut. Itu dilakukan untuk melihat penyakit naiknya asam lambung dan melihat adanya luka di dinding kerongkongan akibat rangsangan dari asam lambung yang terus menerus.
Cara pengobatan penyakit ini yang paling sederhana adalah dengan mengubah gaya hidup agar tercapai berat badan yang ideal, menghindari pakaian yang terlalu ketat, hindari makanan berlemak/gorengan, saus tomat, alkohol, kopi, coklat, yang dapat memicu terjadinya GERD. Makan dalam porsi kecil-kecil, jangan langsung berbaring setelah makan, sebaiknya tunggu setidaknya 3 jam setelah makan, tidak merokok karena dapat mengurangi kemampuan sfingteruntuk berfungsi dengan baik.
Obat-obatan dapat diberikan untuk meredakan gejala yang dirasakan. Bagi yang sering mengalami kekambuhan, biasanya akan diberi obat untuk jangka panjang. Obat yang diberikan adalah obat-obat untuk mengurangi produksi asam lambung, penetralisir asam lambung, menguatkan sfingter yang lemah dan obat-obat untuk mengatasi kerusakan lapisan saluran cerna akibat iritasi asam lambung. Tindakan operasi dilakukan bila dengan cara sederhana maupun obat-obatan tidak memberikan hasil yang optimal.