Asian Youth Day atau hari orang muda Asia adalah perjumpaan Orang Muda Katolik (OMK) se-Asia. Acara ini diselenggarakan tiga tahun sekali, dihadiri +/- 1.000 – 3.000 OMK perwakilan dari berbagai negara di Asia. Dalam acara inilah berbagai kegiatan untuk menumbuhkan semangat pewartaan dibuat. AYD digagas oleh pembina OMK se-Asia dan disetujui oleh Federasi Konferensi Uskup-uskup se-Asia (FABC) di bawah kantor komisi Keluarga dan Kerawam bagian kepemudaan.
Gereja katolik di Asia hadir di tengah masyarakat yang memiliki tingkat keanekaragaman budaya, agama, atau masyarakat multikultur. Indonesia sejatinya dikandung dan dilahirkan dari rahim multikultur yang merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas.
Berpangkal dari keberagaman tersebut, para uskup Asia berkomitmen untuk menyatukan diri dengan perjuangan bangsa Asia, sebagai orang Asia. Dimulai dengan sidang paripurna FABC I (1974) yang mengambil tema Evengelization in Modern Day Asia, para uskup di Asia merumuskan keprihatinan utama yaitu, berevangeliasi bagi gereja Asia. Itu berarti berpusat pada pembangunan Gereja setempat yang berdialog dengan keberagaman budaya, agama, dan kemiskinan. Dialog ini akhirnya bermuara pada usaha menghadirkan Kerajaan Allah.
Konsili Vatikan II juga mendorong agar Injil diwartakan kepada segala bangsa melalui bentuk dan pendekatan kebudayaan setempat. Proses inkulturasi bukan berarti menggunakan kebudayaan sebagai alat untuk membungkus pesan Injil. Tetapi dengan/lewat perjumpaan itulah, Gereja semakin terbuka memahami Injil dan menampilkannya secara baru. Di sinilah Gereja, juga para OMK menggunakan budaya sebagai alat pewartaannya, sekaligus mengembangkan kebudayaan itu.
Gereja juga merangkul – dalam suasana dialog – semua agama dan kepercayaan. Gereja tidak lagi memasang garis pemisah antara umat beragama Katolik dan umat beragama lain. Gereja membuka kerjasama dengan umat beragama lain untuk menghadirkan nilai-nilai Kerajaan Allah ke dalam masyarakat.
Kemajemukan dalam Kisah Para Rasul menumbuhkan semangat komunikasi-communio. Kemajemukan itu berkomunikasi satu sama lain untuk perubahan menjadi lebih baik dan berujung pada communion. Orang Muda hadir dan tinggal dalam keberagaman atau kemajemukan. Dalam bimbingan Roh Kudus menjalani perjalanan iman sampai pada kesadaran sebagai satu ciptaan. Kabar gembira dihadirkan dengan semangat baru untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dilakukan secara partisipatif, dialogal, dan transformatif, serta mengantar orang untuk berjumpa dengan Allah dalam kehidupan sehari-hari.