BcE Sir. 27:30-28:39; Rm. 14:7-9; Mat. 18:21-35
Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang pasti mendambakan kedamaian. Namun dalam kenyataannya tidak selalu demikian, sebab dalam kehidupan bersama terkadang kita mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang lain, entah lewat perkataan maupun perbuatan.
Ketika hal itu terjadi dan menimpa diri kita, maka yang ada dan yang dirasakan bukan kedamaian, melainkan perasaan jengkel bahkan keinginan untuk membalas dendam. Itulah yang menjauhkan kita dari suasana damai. Untuk memulihkan kedamaian yang dirusak oleh rasa dendam, firman Tuhan pada hari Minggu ini memberikan solusi yang paling tepat, yaitu mengampuni, bahkan mengampuni tanpa batas; “Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” (Mat 18:22). Jadi ketulusan hati memaafkan atau mengampuni kesalahan orang lain, merupakan sikap yang mutlak harus dilakukan, apabila kita ingin hidup dalam kedamaian.
Selain itu, memaafkan kesalahan orang lain, juga menjadi syarat bagi kita untuk mendapatkan pengampunan dari Allah. Sebaliknya, apabila kita tidak mau memaaf kesalahan orang lain, Allah pun tidak akan mengampuni kesalahan kita; “Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.” (Mat. 18:-35)